Pemkot Kendari Terus Lakukan Inovasi Percepatan Penurunan “Stunting”

  • Bagikan
Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu saat memberikan bantuan pangan kepada keluarga pemilik balita beresiko stunting

Kendari, Sibernas.id – Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya melakukan percepatan penurunan angka “stunting” atau kekerdilan pada anak di wilayah tersebut yang kini menjadi perhatian serius untuk diberantas.

Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu, mengatakan berbagai upaya yang terus dilakukan Pemerintah Kota Kendari mulai melibatkian semua pihak melalui gerakan orang tua asuh bebas stunting, pemberian makatan tamnbahan atau asupan gisi kepada balita berisiko stunting, dan berbagai inovasi lainnya.

“Kita akan terus berikhtiar serta serius dalam penanganan dan menuntaskan stunting sehingga diharapkan angka stunting bisa menurun secara signifikan di Kota Kendari,” katanya.

Kadis Perindustrian Kendari, Ali Aksa, selaku orang tua asuh saat berikan paket sembako kepada keluarga pemilik balita beresiko stunting

Selain itu kata dia, pihaknya melakukan beberapa langkah atau aksi dalam penanganan stunting di antaranya, melakukan analisis situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, membuat peraturan bupati tentang peran desa, pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM), manajemen data, pengukuran dan publikasi, serta review kinerja tahunan.

“Saya meminta agar seluruh pihak diharapkan mampu terlibat aktif dalam melakukan langkah-langkah preventif dan intervensi guna mencapai target yang lebih baik dalam menurunkan angka stunting di Kota Kendari,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Kendari, Jahudding, mengatakan angka prevalensi stunting di Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 turun 2,5 persen dari 30,2 persen menjadi 27,7 persen.

kadis Dalduk dan KB kendari, Jahuddin memperlihatkan hasil penandatanganan bersama Komitmen Percepatan Pencegahan dan Penurunan Prevalensi Stunting Penurunan

“Sedangkan angka stunting di Kota Kendari pada tahun 2022 sebesar 19,5 persen,” katanya.

Ia mengatakan untuk mencapai target prevalensi stuntign 14 persen, maka pihaknya telah melakukan beberapa program salah satunya adalah melibatkan lintas sektor dalam program Gerakan Orang Tua Asuh balita bebas stunting.

“Kita ada program orang tua asuh stunting di mendapat dukungan dari berbagai pihak yang sudah berjalan dengan cara membagikan makanan tambahan kepada keluarga yang memiliki anak beresiko stunting,” katanya.

Selain itu, program orang tua asuh stunting ialah tidka hanya memberikan bantuan asupan gisi kepada keluarg beresiko stunting, tetapi juga mereka memiliki peran untuk memberikan edukasi mencegah stunting di masyaraka.(ADV)

  • Bagikan