Kendari, sibernas.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan setiap minggunya yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) secara daring via zoom di Ruang Command Center Kantor Balai Kota Kendari, Senin (10/5/2024).
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian,dengan narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan. Dr. Andriko Noto Susanto.
Pada jajaran Pemkot Kendari hadir mengikuti kegiatan ini, Asisten II Setda Kota Kendari Jahudding bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kendari.
Dalam arahannya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan sorotan pada dua isu penting yang saat ini menjadi fokus perhatian publik yakni, inflasi dan penanggulangan tuberkolosis (TBC) di Indonesia.
Menurut data terbaru, Indonesia menempati peringkat 73 dari 186 negara dalam hal tingkat inflasi, sebuah peringkat yang menegaskan tantangan ekonomi yang dihadapi.
Perkembangan inflasi nasional pada bulan Mei 2024 menunjukkan angka yang cukup signifikan, dengan kenaikan 2,84% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang menjadi proxy inflasi pada minggu pertama Juni 2024 juga menunjukkan tren yang meningkat, menandakan adanya tekanan inflasi yang berkelanjutan.
Namun, di tengah perhatian yang besar terhadap isu inflasi, peringatan akan urgensi penanggulangan TBC tidak boleh diabaikan. Indonesia menempati posisi kedua dalam jumlah kasus baru TBC tertinggi di dunia setelah India. Faktanya, TBC menjadi penyakit menular yang menjadi penyebab kematian terbesar di dunia setelah pandemi COVID-19.
Dalam konteks ini, kolaborasi multisektor menjadi krusial. Upaya percepatan penanggulangan TBC memerlukan dukungan dan koordinasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk meningkatkan akses terhadap diagnosis, pengobatan, dan pencegahan TBC di seluruh negeri.
Sementara itu, analisis terhadap data inflasi menunjukkan adanya polarisasi di tingkat provinsi. Dari 24 provinsi yang mengalami inflasi, 14 provinsi lainnya justru mengalami deflasi. Selama lima bulan pertama tahun 2024, inflasi secara keseluruhan mencapai 1,16%, dengan bulan Mei sebagai pengecualian dengan terjadinya deflasi.
Terkait dengan momen Idul Adha, terlihat bahwa konsumsi masyarakat cenderung tidak sebesar saat Idul Fitri. Namun, perlu dicatat bahwa perkembangan inflasi juga dipengaruhi oleh momentum Idul Adha, yang bisa memberikan efek sementara terhadap harga-harga tertentu.
Dengan demikian, melihat tantangan ganda yang dihadapi oleh Indonesia dalam hal inflasi dan penanggulangan TBC, langkah-langkah strategis perlu diambil.
Kolaborasi multisektor yang terkoordinasi dengan baik, didukung oleh analisis data yang mendalam, akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih stabil dan sehat secara ekonomi.