Menghadapi Perkembangan Pelayanan KIA-KB dan Kesehatan Produksi, IBI Cabang Bombana Gelar Rakercab

  • Bagikan
Pj Bupati Bombana saat memberikan sambutan pada kegiatan tersebut

Bombana, sibernas.id – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Bombana mengelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) ke-1 dengan mengusung tema “Konsolidasi Organisasi Ikatan Bidan Indonesia dalam Menghadapi Perkembangan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB) dan Kesehatan Reproduksi,” di Aula Tanduale Kantor Bupati Bombana, Kamis (26/1).

Kegiatan digelar dengan tujuan untuk mengevaluasi serta menyempurnakan rencana kerja tengah periode kepengurusan, serta menyiapkan usulan untuk kongres yang akan datang. Juga merupakan wahana konsolidasi dana pembinaan organisasi kepada tingkat ranting dan anggota.

Rapat Kerja ini secara resmi dibuka langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Bombana Ir. H. Burhanuddin dan diikuti sebanyak 327 orang peserta, diantaranya terdiri dari pengurus IBI Cabang Kabupaten Bombana, Pengurus Ranting IBI Cabang Bombana dan anggota IBI Kabupaten Bombana.

Diketahui bahwa, selama tahun 2022 lalu terdapat 9 orang dengan kasus kematian ibu melahirkan dan 43 kasus kematian anak.

Menanggapi hal tersebut, Pj. Bupati Bombana Burhanuddin dalam arahannya menyampaikan, selain Bidan yang mempunyai peranan penting dalam mengatasi hal tersebut, ini juga menjadi salah satu tugas penting Pemerintah Daerah khususnya Dinas terkait bagaimana rekayasa di tahun 2023 ini seperti dengan membuat satu program yang setidaknya bisa meminimalisir, sehingga tidak ada lagi kasus kematian ibu melahirkan dan kematian anak.

Dikesempatan itu juga orang nomor satu di Bombana berharap penekanan penurunan kasus stunting di Kabupaten Bombana harus semakin gencar dilakukan.

“Untuk itu, saya minta kepada dinas terkait khusunya Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Dinas PPKB, dengan memanfaatkan teknologi bisa membuat satu terobosan baru,”ujarnya.

Contohnya, tambah dia, membuat satu aplikasi yang bisa memuat semua data ibu hamil, ibu melahirkan, dan data kasus stunting baik di desa, kecamatan maupun di kabupaten.

“Saya minta dari Dinas Kesehatan dan PPKB bersama-sama membuat satu aplikasi dimana semua data-data orang hamil, data orang yang melahirkan, data anak yang sudah lahir dan data anak yang terindikasi terkena stunting sudah harus ada dalam satu aplikasi dan itu bisa terupdate by name by address,”pintanya.

  • Bagikan