Kendari, Sibernas.id – Menata Pembangunan Kota Kendari sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk mewujudkan Kota yang layak Huni Berbasis Ekologi, Informasi dan Teknologi.
Sesuai Visi-misi Wali Kota Kendari, Ekologi pembangunan menjadi basis terdepan dalam merajut pembangunan kota.
Sehingga pembangunan kota yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga dapat berjalan selaras dengan aspek lingkungan.
Wali Kota Kendari, H. Sulkarnain K, SE., ME menyebutkan pembangunan perlu dilakukan namun, tidak hanya berorientasi pada fisik sehingga melupakan pengaruh yang timbul terhadap aktivitas pembangunan.
“Ketika kita lupa melihat aspek lingkungan, tunggu kita lihat nanti lingkungan akan berbicara, bertindak dan seringkali yang kita bangun jadi tidak bernilai apa-apa ketika alam bertindak,” ujar Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir.
Berkat visi-misi itu Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mulai menata serta memetakan masalah di Kota Kendari satu demi satu.
Sulkarnain K, SE., ME mengaku, permasalahan Kota Kendari yang sering timbul ada pada genangan di musim hujan atau meluapnya sungai sehingga mengakibatkan banjir yang tidak hanya menguras tenaga namun juga mengakibatkan kerugian materil.
Sehingga pembenahan, perbaikan drainase serta pembuatan kolam retensi untuk mencegah, agar hal yang sama tidak terulang bahkan dapat menjadi solusi kedepannya.
“Makanya kita waktu itu, kita mulai dari yang kita bisa, kita mulai dari MTQ, 2018 MTQ clear, kita selesaikan dengan kemampuan APBD Kendari”, jelas Wali Kota.
Selain itu, kata Wali Kota, Masalah banjir terbesar yang ada di Kota Kendari berada di Sungai Wanggu. Sehingga membutuhkan dana yang tidak sedikit, mencapai triliunan.
Untuk mengatasi itu, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kendari dirasa tidak cukup. Sehingga dirinya bersama Pemkot Kendari perlu mengusulkan pembangunan Kolam Retensi Boulevard di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
“Terkait Wanggu karena ini besar kami mengusul perencanaan, mengusul proposal, kami juga ke kementerian PUPR karena kami tau ini tidak bisa ditangani oleh pemerintah kota saja. Dan melalui BWS IV memudahkan kordinasi kita. Dan kita sudah liat hasilnya kolam retensi yang luasnya kurang lebih 12 hektar yang ada bisa mereduksi banjir,” ungkapnya.
Kini pihaknya pun tengah mengupayakan pembangunan tanggul pengendali banjir yang jauh lebih luas dampak penanggulangannya yang berlokasi di Nanga-nanga.
Kolam retensi itu selain mengatasi banjir, diharapkan menjadi lokasi untuk berolahraga serta kesempatan masyarakat untuk meraup keuntungan dengan menyediakan jajanan khas Kota Kendari.
“Kita ingin masalah banjir nya teratasi dan membuat manfaat lain. Kita berencana membangun kuliner untuk membuat nilai tambah bagi masyarakat. Kolam retensi itu sangat bagus, namun satu pesannya saya jaga kebersihan nanya sampah jangan ditingak begitu saja supaya bisa kita manfaatkan dalam jangka waktu yang panjang,” ucapnya.(ADV)