Kendalikan Inflasi, Distan Kendari Dorong Petani Kembangkan Komoditi Bawang Merah

  • Bagikan
Kadis Pertanian kendari Sahuriyanto saat Panen hasil penanaman bawang merah di Kelurahan Labibia Kendari

Kendari, Sibernas.id – Dinas Pertanian Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mendorong petani di daerah itu untuk mengembangkan komoditi bawang merah.

“Komoditi bawang merah menjadi salah satu komoditi pertanian yang terus memberikan dampak negatif terhadap laju inflasi khususnya pada periode tertentu seperti pada hari besar keagamaan nasional idul fitri, idul adha, natal dan tahun baru mengingat saat itu merupakan permintaan kedua komoditi tersebut mengalami peningkatan sementara pasokan tidak bertambah sehingga harga dipasaran mengalami lonjakan,” kata Kepala Dinas Pertanian kendari, Sahuriyanto, di Kendari, Rabu (22/5/24).

Dikatakan, inflasi akibat meningkatnya harga bawang merah ini, yang tentunya akan memberi dampak signifikan terhadap pengeluaran rumah tangga, maupun usaha kuliner yang ada.

“Dan lebih luas mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional. Karena itu kami serius untuk mendorong para petani untuk mengmebangkan komoditi ini,” katanya.

Kadis Pertanian Kendari

Ia mengatakan, sebagai bentuk keseriusan pengembangan komoditi ini, pihaknya pernah melakukan kunjungan studi banding atau studi lapangan pengembangan tanaman cabai dan Bawang merah di Desa Jati Bali, Kabupaten Konawe Selatan tahun lalu.

“Alasan melakukan studi lapangan di desa itu, karena petani di Desa Jati Bali saat ini menjadi daerah yang sukses mengembangkan tanaman cabai dan bawang  merah,” katanya.

Disebutkan, akhir tahun lalu pihaknya telah melakukan panen perdana bawang merah yang ditanam kelompok tani (Poktan) Amatano di Kelurahan Labibia, Kecamatan Mandonga.

Panen perdana bawang merah yang dihadiri langsung oleh Sekda Kendari, Ridwansyah taridala ini merupakan lahan uji coba yang dilakukan tiga bulan lalu diatas lahan seluas 0,5 hektare.

Monitoring budidaya bawang merah

“Ini merupakan upaya kami untuk mendorong warga atau kelompok tani mengembangkan tanaman bawang merah, yang kami mulai dengan uji coba pada lahan milik kelompok tani di Labibia. Dari lahan seluas 0,5 hektare diperkirakan menghasilkan bawang merah sebanyak 3,6 ton,” kata Sahuriyanto.

Saat ini kata dia, pihaknya secara kontinyu melakukan monitoring budidaya bawang merah bertempat di lahan milik kelompok tani tani Matanggonawe Kelurahan Labibia Kecamatan Mandonga.

“Monitoring budidaya bawang merah guna memastikan keberhasilan produksi juga sebagai upaya pengendalian inflasi. Selain itu, monitoring yang dilakukan pada lahan kelompok tani Matanggonawe Kelurahan Labibia Kecamatan Mandonga merupakan upaya mewujudkan pencapaian Swasembada Pangan. Karapan kita, petani akan berhasil dalam budidaya bawang merah, sehingga akan tercipta kestabilan pasokan dan peningkatan kesejahteraan petani,” katanya.

Selain melakukan monitoring, pihaknya juga melakukan pembinaan kepada kelompok tani dan para petani dalam pelaksanaan budidaya bawang merah.

Penanaman bawang merah di Kelruahan Labibia Mandonga

“Monitoring ini dilakukan juga dalam rangka pendampingan dan pembinaan untuk pengembangan bawang merah bagi kelompok tani dan para petaninya,” katanya.

Tahun ini kata dia, pihaknya mengembangkan bawang merah melalui demplot yang ada saat ini juga sekaligus menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat petani tentang bagaimana teknologi budidaya tanaman bawang merah.

“untuk itu kita harapkan kegiatan seperti ini dapat diikuti oleh para petani lainnya sehingga lahan – lahan yang ada bisa memproduksi bawang merah dan juga cabai,” harapnya.

Untuk kelanjutan kata dia, pengembangan dan produksi bawang merah ini butuh intervensi pemerintah kepada kelompok tani seperti penyediaan fasilitas pengairan, sarana dan prasarana pertanian.(adv)

  • Bagikan