Kakanwil Kemenag Sultra Sebut Fesal Musaad adalah The Real Leader

  • Bagikan
Kakanwil Sltra, Zainal Mustamin, saat sampaikan sambutan pisah sambut di AUla Kemenag SUltra, Jumat

Kendari, Sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (kemenag) Sultra, H Zainal Mustamin, mengatakan bahwa sosok Fesal Musaad yang merup[akan mantan Kakanwil Sultra dan saat ini enjadi kepala Biro Umum Setjen Kemenag RI adalah sosok The Real Leader.

“Beliau ini menurut saya adalah The Real Leader yang selalu dirindukan dan kehadirannya selalu dinantikan. Selama kepemimpnan beliau sebagai Kanwil Kemenag Sultra banyak mengukir prestasi dan banyak pembangunan yang dilakukan,” kata Zainal Mustamin pada acara Pembinaan ASN lingkup Kanwil Kemenag Sultra oleh Fesal Musaad sekaligus lepas sambut sebagai Kakanwil Kemenag Sultra,” di Aula Kakanwil Kemenag Sultra, Jumat.

Kepala Biro Umum Setjen Kemenag RI, Fesal Musaad bersama Ny. Djenabun Fesal Musaad hadir di Kendari dalam rangka melakukan Pembinaan ASN lingkup Kanwil Kemenag Sultra, sekaligus lepas sambut sebagai Kakanwil Kemenag Sultra sebelumnya, yang telah mendedikasikan dirinya di Kanwil Kemenag Sultra selama kurang lebih 2 tahun, terhitung sejak 17 Januari 2020 hingga 8 Oktober 2021.

Semasa menjabat sebagai Kakanwil Kemenag Sultra kata Zainal, beliau Fesal Musaad dikenal dengan tagline Karakter Unggul Sultra Bermartabat.

“Saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi, saling menghargai. Tidak saling menuduh, memfitnah, menyalahkan dan merusak,” katanya.

Sebagai Kakanwil yang baru kata Zainal, dirinya hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan Kakanwil sebelumnya, dalam kemasan 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara).

“Insya Allah ini akan menjadi inspirasi kita untuk memajukan Sulawesi Tenggara melalui Tusi Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai dengan visi Kementerian Agama,” ujarnya.

Kakanwil kembali menegaskan melalui filosofi, agar dalam institusi jajarannya senantiasa membangun jembatan, bukan membangun tembok. Karena, jembatan menghubungkan yang terputus dan menyambungkan yang terpisah sedangkan membangun tembok memisahkan yang terhubung dan memutuskan yang tersambung.

“Kita ingin memasang atap bukan membongkar fondasi, karena memasang atap itu melahirkan kenyamanan dan keteduhan sedangkan membongkar fondasi merusak dan mencederai bangunan yang ada di atas. Bersama kita menaiki kapal, jangan ada yang melubangi kapal, kita rawat kapal ini agar bisa berjalan sampai di tujuan,” tambahnya.

Kakanwil juga menyinggung program layanan Kanwil Kemenag Sultra yang “Bersahabat” (Bersih, Religius, Santun, Harmonis dan Berbasis Aplikasi Teknologi). Bersih dalam artian bersih diri bersih hati pikiran. Kemudian Religius yang berarti kita beriman dan bertakwa kepada Allah, patuh kepada nabi dan rasul yang patuh kepada pemimpin untuk mewujudkan aparatur sipil yang berintegritas.

“Santun harmonis menjadi pribadi yang ramah dan sopan dengan sesama, harmonis dengan sesama manusia sesama umat beragama dalam rangka menopang penguatan dan pengarusutamaan moderasi beragama,” katanya.

Sedangkan berbasis aplikasi teknologi, tambah Kakanwil, di setiap pelayanan yang dilakukan dalam rangka mendukung transformasi digitalisasi pelayanan publik yang digaungkan oleh Kementerian Agama dan menjadi komitmen untuk meneruskannya ke Kantor Wilayah Kemenag dan kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.

“Oleh karena itu mari kita bangun kolaborasi baik dengan pemerintah daerah, antar unit kerja, dengan umat beragama, tokoh agama, Madrasah/pesantren, kolaborasi guru-guru agama juga jamaah haji. Semuanya kita kolaborasi untuk membangun harmoni,” lanjutnya.

Untuk meraih hal tersebut, maka diperlukan 2 komitmen bersama, yakni pertama komitmen membangun sistem yaitu keseluruhan ketaatan kepada aturan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik secara pribadi maupun kolektif. Patuh pada Tuhan, nabi dan rasul serta kepada atasan sebagai pemimpin.

Kedua, komitmen kita untuk membangun keteladanan agar semua pejabat di setiap leveling itu harus menjadi teladan/role model bagi bawahannya. Satunya kata dengan perbuatan.

“Komitmen membangun sistem tanpa keteladanan/role model akan rapuh, sebaliknya role model atau keteladanan tanpa sistem yang kuat itu akan sia-sia. Maka mari jadikan sistem itu di tangan kiri dan keteladanan itu ditangan kanan,” pungkasnya.

  • Bagikan