Hilangkan Ego Sektoral, Pj Wali Kota Kendari Tegaskan Kolaborasi Kunci Entaskan Stunting

  • Bagikan
Pj Wali Kota Serahkan bantuan bayi beresiko stunting

Kendari, Sibernas.id – Pj Wali Kota Kendari, H Asmawa Tosepu, menyebutkan kolaborasi semua pihak yang saat ini gencar dilakukan oleh Pemerintah Kota Kendari melalui gerakan orang tua asuh merupakan kunci mengentaskan persoalan stunting.

Untuk itu, Asmawa meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat menghilangkan ego sektoral dalam penanganan stunting.

“Persoalan stunting terus menjadi perhatian Pemkot Kendari. Data terakhir menunjukkan, stunting di Kota Kendari berada di angka 19,5 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka 24 persen,” katanya.

Kepala Dinas Dalduk dan KB Kendari, Jahuddin, saat memberikan bantuan kepada anak berpotensi Stunting pada ekgiatan Program DASHAT bebebrapa waktu lalu di Kendari.

Ia mengatakan, saat ini jajarannya sedang bergerak di lapangan untuk mengintervensi balita pengidap stunting. Pihaknya tengah memprioritaskan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif pada seribu hari pertama kehidupan.

“Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, sementara intervensi gizi sensitif adalah intervensi pendukung seperti penyediaan air bersih dan sanitasi,” terang Bahasan.

Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu saat memberikan bantuan pangan kepada keluarga pemilik balita beresiko stunting

Ia menekankan, persoalan stunting pada balita menandakan masih terdapat masalah dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar. Pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting belum tersedia dalam skala dan kualitas yang memadai hingga belum menyentuh secara lengkap kelompok prioritas.

Di katakan nya, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting kemudian memperkuat payung hukum strategis nasional. Dengan demikian kerangka intervensi perangkat daerah yang bertanggung jawab turut diperkuat.

Menurutnya, Perpres itu mengukuhkan lima pilar utama percepatan penurunan stunting. Kelimanya adalah komitmen politik dan kepemimpinan nasional dan daerah, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi program pusat, daerah dan masyarakat, ketahanan pangan dan gizi serta, monitoring dan evaluasi.

Pemberian bantuan asupan gizi anak beresiko stunting

Untuk mencapai cita-cita itu, seluruh pihak harus berkolaborasi mulai dari pemerintah daerah, TP-PKK, Dharma Wanita, dinas terkait, kecamatan dan kelurahan hingga kelompok masyarakat di akar rumput. Ia mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk bahu-membahu mengentaskan stunting di Kota Kendari.

“Konvergensi adalah kata yang mudah diucapkan tetapi sulit diwujudkan. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya keras dari kita semua, setiap OPD yang terlibat saya minta menghilangkan ego sektoral. Karena konvergensi membutuhkan kerja kolaborasi,” katanya.(ADV)

  • Bagikan