Buton, Sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara H Zainal Mustamin, memberikan bimbingan manasik haji pada tiga Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kabupaten Buton Tahun 1443 H/2022 M dengan tema ‘Melalui Bimbingan Manasik Haji, Kita Tingkatkan Kualitas dan Kemandirian Menuju Haji yang Mabrur’, di Aula Kemenag Kab. Buton, Senin (6/6/2022).
Kakanwil Kemenag, dalam kesempatan itu menyinggung tentang gerakan Jamaah Haji Bersahabat bagi calon jamaah haji (CJH) Sultra, sebagaimana yang sudah disampaikan pada kegiatan manasik haji sebeumnya dibeberapa kabupaten kota.
“Jamaah haji Bersahabat merupakan akronim Bersih, Religius, Santun, Harmonis,Berbasis Teknologi. Bersih, menyiratkan hati, diri dan lingkungan yang selalu bersih. Religius artinya taat kepada Allah SWT, taat kepada Rasul dan taat kepada pemimpin termasuk ketua kloter,” kata Kakanwil.
Selanjutnya kata Santun kata dia, harus menjadi jamaah haji yang santun dan tidak kasar. Bukan hanya di tanah suci tetapi saat kembali ke tanah air menjadi pribadi yang baik. Kata-katanya terukur dan tidak membersitkan kebencian. Kemudian dalam hubungan dengan jamaah haji yang lain juga harmonis. Menjaga kerukunan, jaga toleransi.
“Jamaah haji juga harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Karena di smartphone akan membuka aplikasi Haji pintar. Di sana ada data diri, data kesehatan juga identitas diri. Jika tidak dibuka dan tidak dipelajari aplikasinya maka nanti akan mengalami kendala,” jelasnya.
Kakanwil menambahkan, adapun tagline dari Gerakan Jamaah Haji Bersahabat ini adalah Disiplin dan Kompak dari Tanah Air ke Tanah Suci, Hingga Kembali ke Tanah Air. Perjalanan ibadah haji adalah perjalanan ibadah yang banyak godaannya. Karenanya, Kakanwil mengimbau agar CJH menyiapkan fisik dan mentalnya dengan baik.
Kakanwil juga mengimbau, agar para CJH ini melakukan qurban di tanah air, sehingga di tanah suci hanya fokus pada ibadah dan dam, karena memilih CJH nantinya akan memilih haji tamattu.
Kakanwil juga menyampaikan bahwa merupakan suatu kesyukuran karena Sulawesi Tenggara adalah jamaah haji terbesar kedua untuk wilayah Indonesia Timur setelah Sulawesi Selatan. Karenanya, semua harus di manage dan dikelola dengan benar, dan semua pihak agar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
“Jamaah haji Sultra tergabung dalam tiga kloter, yakni kloter 6, 7 dan 8 dan akan diberangkatkan pada gelombang kedua. Ada enam titik pemberangkatan jamaah haji ke Makassar, yakni Kota Kendari dan sekitarnya melalui Bandara Halu Oleo, Kab. Kolaka melalui Bandara Sangia Ni Bandera, Pelabuhan Tobaku untuk Kab. Kolaka Utara, Kab. Muna dan Kab. Muna Barat melalui Bandara Sugimanuru, via Bandara Betoambari untuk Kota Baubau dan sekitarnya, Kab. Wakatobi melalui Bandara Matahora,” jelas Kakanwil.
Selanjutnya, Kakanwil kemudian menjelaskan bagaimana tahapan dan rukun haji yang harus dilakukan dan diikuti oleh calon jamaah haji. Dikatakan Kakanwil, agar semua calon jamaah haji menjadi haji yang mabrur, maka dalam pelaksanaan ibadah haji, harus benar dari segala tata cara dan melaksanakannya secara ikhlas.
“Selamat menunaikan ibadah haji, semoga menjadi haji yang mabrur, berangkat dan kembali lagi ke tanah air dengan selamat, dengan tagline kita 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara). Bersama kita bisa, Bersatu kita kuat, Bersaudara kita rukun,” tutup Kakanwil mengakhiri.
Pada bimbingan manasik haji ini, Kakanwil didampingi Kepala Kemenag Buton, H Mansur dan beberapa Kepala Kemenag kab/kota, serta dihadiri tiga CJH dan sejumlah ASN lingkup Kemenag Kab. Buton.