Kendari, Sibernas.id – Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Sulkarnain Kadir meluncurkan Kendari Preneur guna mendukung sistem digitalisasi pemasaran bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kota itu.
“Kendari Preneur sebagai wadah untuk seluruh UMKM yang ada di Kota Kendari sehingga nanti bisa terdata dengan baik segala potensinya kemudian nanti dibina skill up, kemudian kita bantu akses permodalannya,” kata Sulkarnain usai peluncuran Kendari Preneur di Kendari, Minggu.
Menurut dia, peluncuran Kendari Preneur untuk membantu para pelaku UMKM di kota tersebut, dari sisi seperti manajemen, permodalan hingga pemasaran.
Pemerintah Kota Kendari terus berupaya mendorong pelaku UMKM di kota itu agar bisa tumbuh dengan akan memberikan pendampingan, dimana satu pendamping akan mendampingi 10 pelaku UMKM.
“Boleh hari ini kita UMKM tapi besok kita harus menjadi pengusaha sukses dan memberikan kontribusi dan manfaat bagi banyak orang. Mudah-mudahan ini nanti terus tumbuh dan berkembang,” ujar Sulkarnain.
Ia menyampaikan, pelaku UMKM di kota itu berkisar 42 ribu dimana yang terdata sebanyak 13 ribu. Dari data itu mayoritas merupakan UMKM yang bergerak di bidang perdagangan.
“Sebagian besarnya masih perdagangan, kita harus bisa alihkan sebagiannya ke production supaya nilai ekonomisnya bisa lebih tinggi,” tutur Sulkarnain.
Mardan pemilik produk Ojamer (usaha jahe) yang hadir dalam peluncuran Kendari Preneur mengaku sangat berterimakasih kepada pemerintah atas dukungan kepada para pelaku UMKM baik dari sisi permodalan maupun pemasaran.
Ia mengatakan, sebelumnya pemasaran yang dilakukan oleh pihaknya dengan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk memasarkan produk-produknya.
“Jadi sistem reseller, saya drop kan barang kepada teman-teman bantu jualan. Nanti kalau laku ya kita bagi hasil. Awalnya dari 1 orang 2 orang. Alhamdulillah kalau sekarang untuk reseller di Kota Kendari ada 20 orang,” katanya.
Pria muda yang sebelumnya membuka usaha warung kopi pada tahun 2017 lalu di Kota Kendari terpaksa membanting stir ke usaha olahan jahe (Ojamer) akibat berkurangnya pendapatan semanjak adanya pandemi COVID-19.
Dikatakannya, dengan usaha barunya yang dirintis sejak 2020, saat ini ia bisa meraih omzet hingga mencapai Rp20 juta per bulan. Dengan total bersih yang ia terima sekitar Rp5 juta per bulan karena harus membayar karyawan tiga orang dan biaya pemasaran.
“Harapannya dengan adanya Kendari Preneur ini area pemasaran kita jauh lebih luas. Produknya kita juga alhamdulillah terbantu dengan diiklankan sama pemerintah, yang tadinya kan kita keluar budget untuk promosi di Instagram sekarang dengan adanya bantuan pemerintah bisa dipromosikan melalui media sosial bahkan bisa melalui surat kabar,” katanya.