Bupati Launching Desa Mola Utara sebagai Desa Peduli Stunting di Wakatobi

  • Bagikan
Bupati Wakatobi, Haliana yang didampingi Kaper BKKBN Sultra, Drs Asmar, memukul gong pertanda peluncuran Desa Mola Utara sebagai desa pilot ptojek Desa Peduli Stunting di Wakatobi, Minggu.

Wakatobi, Sibernas.id – Bupati Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra), Haliana meluncurkan Desa Miola Utara sebagai desa pilot project peduli stunting gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kecamatan Wangiwangi Selatan, Wakatobi, Minggu, (27/1/2/2022).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kaper BKKB Sultra, Drs Asmar bersama rombongan, Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud, Asisten dan kepala OPD lingkup Pwemkab Wakatobi.

Bupati Wakatobi Haliana, mengatakan pencegahan dan penurunan stunting di Indonesia merupakan satu dari lima isu nasional bidang kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30.8 persen atau 1 dari 3 balita terkena stunting.

Bupati Wakatobi, Haliana

Di Provinsi Sultra kata dia, prevalensi stunting sebesar 36,46 persen, sedangkan Kabupaten Wakatobi berdasarkan hasil pemantauan status gizi tahun 2017 sebesar 26,34 persen.

Angka tersebut kata dia, masih di bawah angka nasional, bahkan Kabupaten Wakatobi berada pada posisi paling rendah se-Sultra.

“Tidak boleh kita merasa puas, sebab angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 sebesar 22,59 persen. Hal inilah menjadikan Kabupaten Wakatobi pada tahun 2019 sampai saat ini menjadi lokasi khusus,” terangnya.

Ia menjelaskan saat ini perhatian pemerintah pusat masih dalam pencegahan dan penurunan stunting. Pada tahun 2021 Pemda Wakatobi telah menetapkan 28 desa/kelurahan menjadi lokasi masalah stunting dan salah satunya adalah Desa Mola Utara.

Kaper BKKBN Sultra, Drs Asmar

Ia menambahkan, pilot project dalam percepatan penurunan stunting dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masa Covid-19 merupakan program unggulan bidang kesehatan tim penggerak PKK pusat.

“Pilot project tersebut bertujuan untuk menggerakkan dan mengedukasi masyarakat dalam mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat, dengan kualitas lingkungan yang baik dan perencanaan berkualitas,” katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wakatobi, Eliati Haliana, menjelaskan bahwa Desa Mola Utara adalah salah satu desa dari 21 desa/kelurahan yang ada di Wilayah Kecamatan Wangsel.

“Desa Mola Utara masuk dalam perkampungan suku Bajo yang sebagian besar penduduknya hidup di atas permukaan air laut. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1.009 jiwa, memiliki kepala keluarga (KK) sebanyak 319 orang,” katanya.

Eliati Haliana menyebutkan, dari 319 tercatat 197 KK masih tergolong keluarga pra sejahtera. Dengan data jumlah balita sebanyak 94 orang, Desa Mola Utara memiliki data balita stunting sebanyak 9 orang.

“Kondisi itulah yang menjadi salah satu alasan terpilihnya Desa Mola Utara sebagai wilayah pilot project pelaksanaan kegiatan gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana di Kabupaten Wakatobi,” ungkapnya.

Kepala perwakilan BKKBN Sultra, Drs Asmar, yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan dengan keterlibatan langsung ibu-ibu PKK maka kasus stunting di daerah itu bisa dituntaskan.

“Tiga hal yang jadi masalah bagi orang yang alami stunting, pertama orangnya pasti pendek, kemudian kecerdasan terganggu, kemudian rentan terhadap penyakit atau mudah terkena penyakit, sehingga presiden memberikan perhatian khusus terkait penanganan stunting,” katanya.

Dijelaskan, peneyebab stunting, kekurangan asupan gizi yang cukup lama, penyakit berulang pada seseorang dan cara atasi stunting diantaranya saat ibu hamil harus mendapatkan asupan gizi yang cukup.

 

  • Bagikan