Tangerang, Sibernas.id – Balai Karantina Indonesia (Barantin) memastikan seluruh hewan ternak jenis sapi impor asal Australia yang masuk tanah air untuk program Astacita terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK)/lumpy skin disease (LSD).
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M Panggabean menerangkan kepastian keamanan dan kesehatan hewan sapi impor ini diperoleh dari hasil pemeriksaan serum darah hewan di peternakan milik perusahaan Tanjung Unggul Mandiri di Desa Tanjung Burung, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten pada Selasa.
“Kita pastikan bahwa yang masuk ke Indonesia itu benar-benar terbebas dari PMK dan LSD. Di sini sapinya didatangkan dari Australia yang diterima PT Tanjung Unggul Mandiri,” katanya.
Ia mengungkapkan hewan ternak impor sebagai disediakan untuk kebutuhan pangan, khususnya program Astacita serta makan bergizi gratis (MBG) itu, telah melalui serangkaian pemeriksaan fisik dan laboratorium yang merupakan bagian dari langkah preventif untuk memastikan kesehatan sekaligus mencegah penyebaran penyakit.
Sebelum dilakukan pengiriman, hewan-hewan ternak tersebut juga telah mengikuti tahapan tindakan karantina hewan serta pemberian vaksinasi PMK dan LSD.
“Dan kita pastikan sapi-sapi ini diberikan vaksinasi PMK dan LSD,” ucapnya.
Ia menerangkan berdasarkan data tahun 2024 terdapat 470.000 ekor hewan jenis sapi telah masuk Indonesia. Jumlah tersebut dilakukan pengawasan serta vaksinasi sesuai standar operasional prosedur (SOP) sebagai pencegahan dari penyakit menular seperti PMK.
“Dan di perusahaan ini (PT Tanjung Unggul Mandiri) sudah memasukkan 21.000 ekor sapi dari Australia, dan tahapan-tahapan pemeriksaan sesuai SOP sudah dilakukan,” ujarnya.
Dia menegaskan hasil pemeriksaan serta pengawasan yang dilakukan Balai Karantina Indonesia dipastikan pendistribusian ke wilayah-wilayah nusantara sudah aman dan sehat.
Kendati demikian, dengan hasil ini bahan pangan seperti untuk penyiapan protein dari daging sapi program makan bergizi gratis telah layak konsumsi bagi masyarakat penerimanya.
“Saya sampaikan lagi bahwa sapi-sapi untuk MBG ini sudah sehat. Jadi program MBG yang kita galangkan terjamin kelayakannya,” ujarnya.
Hingga saat ini, pihaknya tidak menemukan kasus baru penyakit mulut dan kuku tersebut, sedangkan bila ditemukan, pihaknya akan langsung memusnahkan.
“Kami meminta kepada pemda juga melakukan antisipasi, karena masih banyak peternakan sapi di masyarakat. Bila perlu beri vaksinasi sehingga semuanya tercegah dari PMK,” kata dia.