Konawe Selatan, sibernas.id – Tahun 2022, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Konawe Selatan (Konsel) mencatat ada 2.763 anak di Konsel mengalami stunting (pendek dan sangat pendek). Sementara jumlah keluarga beresiko stunting sebanyak 32.902 KK.
Hal itu disampaikan langsung Kepala Bapedda Konsel Sajuddin Idris melalui Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Adam Azhar Amirullah saat di konfirmasi, Kamis (16/6). Ia menjelaskan, tahun ini rencana kegiatan untuk program stunting salah satunya pertemuan pemetaan dan analisis situasi program stunting tingkat kabupaten.
“Pekan lalu kami telah melalukan pertemuan selama dua hari, bertempat di Hotel Claro Kendari. Dibuka langsung Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Konsel, Siti Chadidjah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemetaan dan Analisis Situasi Program Stunting tahun 2022 itu diikuti oleh 16 intansi terkait yang masuk dalam Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Konsel.
“Pertemuan ini untuk memetakan situasi stunting yang ada di Konsel serta menganalisisnya guna mendapatkan data akurat dan terkini. Yang kedepannya data tersebut dapat digunakan untuk rencana kerja Instansi terkait baik daerah maupun pusat dalam upaya penurunan angka stunting di Konsel,” jelasnya.
Lebih lanjutnya ia menjelaskan, banyak kendala yang dihadapi dalam menghadapi penanganan stunting. Salah satunya disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat.
“Olehnya itu pemerintah pusat dan daerah mengambil langkah-langkah dalam menekan jumlah stunting yang mulai bertambah dan ini merupakan program pemerintah pusat yang di giatkan untuk menekan stunting,” ujarnya.
Program pemerintah pusat, sambung dia, telah ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan mengambil langkah-langkah strategis seiring dengan sudah menurunya Covid-19 yang menuju pada tahap endemi.
“Dalam penaganan stunting ini Pemda Konsel tahun 2022 telah melakukan tahap aksi I dan II yaitu pengumpulan data primer dan sekunder dalam rangka menentukan desa/kelurahan lokus stunting untuk tahun 2023 yang berjumlah 25 desa/kelurahan lokus,” terangnya.
Hal senada diungkapkan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Konsel yang membidangi program stunting Hasryanti mengatakan, pemetaan dan analisis situasi stunting di Konsel bertujuan untuk mendeksripsikan faktor penyebab serta besaran stunting.
“Meliputi berbagai aspek dan terdiri dari 64 indikator yaitu 29 indikator layanan esensial (utama) yang secara langsung diintervensi oleh pemkab Konsel. Targetnya konsel 2030 bebas stunting,” ujarnya.