Kendari, Sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) terkait rencana investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), berlangsung di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra, Senin (28/11/2024).
Kegiatan tersebut dibuka langsung Sekretaris Daerah Provinsi Sultra Asrun Lio dan dihadiri Delegasi Federasi Rusia serta sejumlah pejabat daerah.
Delegasi Federasi Rusia dipimpin oleh Duta Besar Rusia, Mr. Sergei Gennadievich Tolcenov, didampingi oleh Mr. Alexander Masaltsev (Perwakilan Perdagangan Rusia) dan Anna Belokoneva (Perwakilan Rosatom). Selain itu, hadir pula Dr. Ir. Musri Ma’waleda, M.T. (Anggota Dewan Energi Nasional), sejumlah kepala OPD lingkup Pemprov Sultra, serta perwakilan kabupaten, perguruan tinggi, dan UPTD PLN Persero Kendari.
Dikesempatan itu, Sekda Sultra Asrun Lio menekankan bahwa Provinsi Sultra memiliki Sumber Daya Alam (SDA) melimpah seperti nikel, emas, dan aspal. Potensi tersebut kini diarahkan pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah sekaligus mendukung pembangunan industri berbasis nikel.
“Hilirisasi membutuhkan energi besar. Saat ini, pasokan energi di Sultra masih didominasi batu bara (76%), minyak bumi (19%), dan gas bumi, sementara energi terbarukan hanya 5%. Dengan kebutuhan listrik industri pertambangan yang diproyeksikan mencapai 4,02 MW, pembangunan PLTN akan menjadi solusi penyediaan energi bersih, stabil, dan efisien,” ungkapnya.
Rencana investasi Rosatom tidak hanya memenuhi kebutuhan energi jangka panjang tetapi juga mendukung keberlanjutan energi, ketahanan ekonomi, dan target global pengurangan emisi karbon.
Duta Besar Rusia, Mr. Sergei Gennadievich Tolcenov, mengapresiasi penyelenggaraan Rakor ini sebagai bagian dari penguatan kerja sama bilateral Indonesia-Rusia yang telah berlangsung lebih dari 70 tahun. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi di bidang energi dan pengembangan sumber daya manusia.
Duta Besar menyebutkan, dalam pertemuan dengan Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, di Moskow pada Juli 2024, telah dibahas pengembangan kerja sama energi nuklir yang melibatkan transfer teknologi dan pendidikan. Pertemuan itu juga juga Pemerintah Rusia menawarkan peluang beasiswa bagi mahasiswa Indonesia, khususnya dari Sultra, untuk mendukung peningkatan kapasitas SDM di bidang Energi Nuklir.
Selain itu, Anna Belokoneva dari Rosatom menjelaskan bahwa perusahaannya telah membangun 33 reaktor nuklir skala besar di berbagai negara, termasuk India, Cina, dan Bangladesh. Rosatom juga menawarkan teknologi reaktor kecil dengan kapasitas 55 hingga 110 MW yang telah teruji keamanannya, termasuk perlindungan dari risiko bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.
Dr. Ir. Musri Ma’waleda, M.T., anggota Dewan Energi Nasional, menyampaikan bahwa pengembangan Energi Nuklir sejalan dengan Kebijakan Energi Nasional yang baru, menggantikan PP No. 79 Tahun 2014. Energi nuklir diproyeksikan menjadi bagian dari bauran energi nasional untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2060.
Rakor ini diakhiri dengan diskusi, sesi tanya jawab, dan penyerahan cendera mata dari Anggota Dewan Energi Nasional kepada Duta Besar Rusia yang dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan investasi PLTN, mendukung Hilirisasi Industri, dan meningkatkan ketahanan energi di Sulawesi Tenggara.