Kendari, Sibernas.id – Kementerian Koperasi dan UKM melalui Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Optimalisasi PLUT KUMKM melalui Kolaborasi Hexahelix dan Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (11/9/24).
Acara ini berlangsung di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM Kota Kendari tersebut melibatkan berbagai pihak dari enam elemen kolaborator Hexahelix, yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, media, serta lembaga keuangan/agregator.
FGD ini juga menghadirkan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dan para praktisi ekonomi kreatif sebagai kolaborator untuk mengidentifikasi peran penting setiap elemen dalam mendukung UMKM melalui PLUT KUMKM.
Dari unsur Hexahelix antara lain hadir perwakilan Disdagkop UKM Kendari, Bappeda Kendari, Dinas Parekraf Kendari, Dinas Perindustrian dan Tenaga kerja Kendari, UHO, Sibernas.id, Bank Sultra, BRI, PNM, El Ummu, D’Aloes, dan stakeholder lainnya.
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Kendari, Aldakesutan Lapae, yang menyampaikan pentingnya sinergi antara stakeholder dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di daerah tersebut.
“Melalui kolaborasi Hexahelix ini, kami berharap dapat memetakan potensi ekonomi kreatif di kota Kendari, terutama dalam mendukung sektor UMKM. Selain itu, FGD ini juga menjadi langkah penting untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang pengembangan UMKM di lapangan,” kata Aldakesutan.
Diskusi dalam FGD ini fokus pada pemetaan peran stakeholder, inovasi riset dan pengembangan (R&D), peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta pengembangan produk kreatif UMKM. Selain itu, dibahas pula pentingnya analisis pasar yang terhubung dengan aggregator dan offtaker untuk memperluas jaringan distribusi produk lokal.
FGD ini bertujuan memetakan dan mengidentifikasi peran serta kontribusi stakeholder Hexahelix dalam ekosistem ekonomi kreatif, termasuk peran PLUT KUMKM dalam mendukung UMKM.
“Tujuannya, untuk memetakan Stakeholder Hexahelix yakni mengidentifikasi dan mengkategorikan peran serta kontribusi dari masing-masing stakeholder dalam ekosistem ekonomi kreatif, termasuk peran PLUT KUMKM dalam mendukung UMKM,” katanya.
Selanjutnya, identifikasi potensi daerah yakni dengan cara mengidentifikasi potensi ekonomi kreatif di wilayah tertentu dengan fokus pada Research and Development atau inovasi dan penelitian yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif melalui PLUT KUMKM, kemudian SDM dalam hal ini pengembangan kompetensi dan kapasitas tenaga kerja, khususnya dalam UMKM, selanjutnya produk barang dan jasa dalam hal ini produksi dan pengembangan produk kreatif dari UMKM, dan yang terakhir adalah pasar pengguna dalam hal ini pemetaan dan analisis pasar untuk produk dan jasa kreatif serta terkoneksi Bersama dengan Aggregator dan Offtaker.
Untuk diketahui, PLUT KUMKM Kota Kendari, menjadi salah satu dari 22 PLUT terpilih sebagai proyek percontohan Kementerian Koperasi dan UKM bersama ICCN, turut memaparkan langkah-langkah optimalisasi pelayanan dalam mendukung ekonomi kreatif di Kendari.
FGD ini juga membahas isu-isu strategis lainnya seperti masalah SDM, penyediaan barang dan jasa, kebijakan terkait komunitas, serta pengembangan kebijakan yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif.
Melalui kegiatan ini, diharapkan adanya langkah nyata dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di kendari, sekaligus meningkatkan daya saing produk-produk lokal UMKM di pasar nasional dan internasional.(adv)