Konawe, sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Muhamad Saleh didampingi Kabid Pendidikan Madrasah, Sitti Mardawiah Kasim membuka Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penerapan Metode Gasing (Gampang, Asik dan Menyenangkan) pada Guru Madrasah se Kabupaten Konawe yang dirangkai dengan Pengukuhan DPW PGMI Kabupaten Konawe Masa Bakti 2024-2029, Kamis (25/4/2024).
Turut hadir Kepala Kankemenag Kab. Konawe, H. Ahmad Lita R, Ketua DPW PGMI Sultra, H. Aidin. Pejabat Pengawas dan Kepala Madrasah se Kabupaten Konawe.
Dikesempatan itu, Kakanwil Kemenag Sultra Muhamad Saleh mengatakan, metode Gasing dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di Madrasah. Metode Gasing digunakan untuk mempercepat membantu pemahaman dan peserta didik.
“Dalam pembelajaran metode Gasing ini, anak-anak diajak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga benar-benar terasa dan terbayang konsep yang ingin disampaikan. Jadi yang abstrak selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak dapat jauh lebih mudah mengerti dan mengaplikasikan konsep yang diajarkan,” terangnya.
Ia menambahkan, selain metode pembelajaran sebagaimana disebutkan, proses pembelajaran juga harus didukung oleh guru dan tenaga pendidik yang profesional. Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2005, guru dan dosen merupakan pendidik yang profesional. Guru yang profesional memiliki tugas mengajar, mendidik, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Untuk itu, lanjutnya, guru harus profesional, perlu mengembangkan diri dan memperbanyak referensi dan mengkajinya sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman.
Saleh menambahkan, Madrasah harus mampu melahirkan sebuah inovasi yang tentunya berkaitan dengan budaya kerja yang digaungkan Kemenag sutra yakni Kemenag Sultra ACTION (Adaptif, Cekatan, Tekun, Inovatif, Optimis, Nyata). Dengan begitu, madrasah akan mampu mewujudkan madrasah maju, bermutu dan mendunia.
“Kalau kita telah melakukan itu, maka kita bisa wujudkan sebuah kolaborasi, sinkronisasi dan sinergi antara satu dengan yang lain. Kemampuan bekerja sama, membangun hubungan atau jejaring, inovasi dan kolaborasi sebagai 4 komponen penting yang harus diperhatikan dalam rangka memajukan Madrasah di Sultra dapat kita wujudkan,” imbuhnya.
Ia menambahkan, apa yang menjadi program Kemenag telah dituangkan dalam perjanjian kinerja, sehingga harus diimplementasikan hingga di Kemenag kabupaten/kota.
Dirinya menegaskan, apa yang menjadi program Kementerian Agama menjadi tanggungjawab bersama untuk dilaksanakan termasuk penerapan metode Gasing di madrasah.
“Saya mengajak seluruh guru dan tenaga pendidik untuk menjadi agen-agen pembelajar yang profesional. Jadilah manusia yang terus belajar. Karena dunia pendidikan dinamis, selalu mengikuti perkembangan,”ajaknya mengakhiri sambutannya.