Kendari, Sibernas.id – Keberadaan Masjid Terapung Al Alam Teluk Kendari dinilai berpotensi sebagai destinasi unggulan wisata religi. Daya tarik dari masjid yang terletak di ditengah tengah teluk Kendari itu memiliki arsitektur unik.
Masjid Al Alam menjadi salah satu wisata religi yang paling banyak dikunjungi, tidak hanya warga Sultra, tetapi juga warga dari luar Sultra yang berkunjung di ibu kota provinsi Sultra tersebut.
Dari pusat Kota Kendari Masjid Al Alam dapat ditempuh sekitar 10 menit. Pintu gerbang dipinggir Jalan Raya Teluk Kendari hingga ke halaman masjid sekitar 1,5 KM diaspal mulus.
Sepertinya tidak lengkap syuasaua kebatinan berkunjung ke Kota kendari kalau tidak menyempatkan diri untuk melihat langsung Masjid Al Alam, juga sekaligus melaksakanan salat jika bertepatan memasuki waktu salat bagi umat Islam.
Alasan lainnya, karena bukan hanya keunilkan masjid yang berada di tengah teluk, tetapi ada sajian pemandangan daratan yang mengelilingi teluk tersebut.
Pantauan, kebanyakan para pengunjung Masjid Al Alam Kendari datang pada sore hari untuk menikmati keindahan matahari terbenam.
Untuk diketahui, Masjid Al Alam yang berada di Teluk Kendari menjadi favorit bagi masyarakat sekitar. Kerap disebut masjid terapung, tempat ibadah yang didominasi dengan warna putih tersebut mulai dibangun sejak 2010 dan tuntas pengerjaannya pada 2018.
Masjid yang kini menjadi ikon wisata religi tersebut dirancang oleh arsitek asal Sulawesi Selatan, Mursyid Mustafa. Total anggaran yang dikeluarkan untuk membangun sekitar Rp200 miliar.
Karena posisi Masjid Al Alam yang berada di atas permukaan laut, menampilkan kesan elegan. Masjid ini memiliki empat menara, sehingga pengunjung akan langsung teringat dengan ikon Burj Al Arab.
Sementara itu dua menara dengan dominasi warna biru dan putih yang menghiasi sudut masjid, mirip bangunan menara setinggi 321 meter yang berdiri megah di Dubai. Bila mengamati lebih seksama bagian kubah utamanya bisa tertutup dan terbuka. Uniknya lagi, kubah tersebut didatangkan langsung dari Jerman.
Bahkan, puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2022 lalu yang awalnya kegiatan puncak HPN 2022 akan dilaksanakan dihalaman Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara namun kemudian dipindahkan ke pelataran parkir Masjid Al Alam. Moment itu menjadi kesempatan bagi wartawan se Indonesia yang sedang berada di Kota Kendari untuk mengabadikan keindahan Masjid terapung Al Alam Teluk Kendari.
Wisata religi bisa diartikan sebagai destinasi wisata yang berhubungan dengan sejarah, tokoh, hingga tempat ibadah. Wisata ini memiliki banyak manfaat bagi mental dan spiritualitas seseorang. Mulai dari meningkatkan keimanan, menambah wawasan keagamaan, hingga menambah wawasan budaya dan sejarah suatu tempat.
Perlu diingat kembali, wisata religi itu tidak hanya untuk umat muslim saja. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia ada enam agama yang diakui: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Setiap ajaran agama memiliki wisata religinya tersendiri.
Contoh, umat Buddha berwisata religi ke Candi Borobudur, Jawa Tengah. Sedangkan umat Hindu wisata religi ke pura yang ada di Bali. Namun, bukan berarti jika Sobat Parekraf tidak menganut ajaran agama tersebut tidak bisa mengunjungi destinasi wisata religinya, ya!
Meski tidak sesuai keyakinan, Sobat Parekraf tetap bisa berkunjung dan belajar mengenal budaya dari setiap destinasi wisata religi. Dengan kata lain, wisata religi ini juga dapat meningkatkan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Namun, saat berkunjung kita harus tetap menghargai umat yang beribadah dan peraturan yang ada, ya!
Berbicara wisata religi, di Kota kendari bisa kita temukan ada masjid dan gereka yang berdampingan hanya dibatasi dinding yang menjadi salah satu penanda bahwa umat beragama di daerah ini hidup rukun satu sama lain dalam keberagaman.(adv)