Konawe Utara, Sibernas.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mendukung pembangunan pabrik pemurnian nikel atau Smelter oleh PT Tiran Mineral di Desa Waturambaha, Kecamatan Lasolo Kepulauan Konawe Utara.
Tiga ketua Komisi DPRD Konawe Utara, memberikan pernyataan langsung terkait dukungan tersebut usai menemui Owner PT Tiran Group Amran Sulaiman di Makassar, Senin (18/10).
Samir yang merupakan ketua Komisi C DPRD Konawe Utara mengatakan sangat mengharapkan kehadiran PT Tiran Mineral untuk segera mendirikan Pabrik smelter atau pemurnian nikel, agar dapat membuka ruang kerja bagi masyarakat Konawe Utara.
“Mari kita bersama sama, mendukung hadirnya PT Tiran untuk mendirikan Smelter, karena dengan berdirinya Smelter di Konawe Utara, ini akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal, terlebih lagi PT Tiran ini merupakan perusahan milik pengusaha Lokal yang pernah merasakan pahit manisnya berjuang di Konawe Utara yaitu Pak Andi Amran Sulaiman,” kata Samir.
Herman Sewani yang merupakan ketua komisi A DPRD Konawe Utara, mengatakan pembangunan smelter oleh PT Tiran Mineral dinilai dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta dan pendatapan ekonomi masyarakat setempat.
“Pembangunan smelter adalah langkah strategis untuk meningkatkan nilai guna dari sumber daya alam di Konawe Utara, sebab selama ini cadangan nikel yang melimpah itu hanya dikeruk sampai habis lalu ditinggalkan begitu saja oleh penambang ilegal tanpa memikirkan dampak lingkungan kepada masyarakat,” katanya.
Untuk itu lanjut Herman, sumber daya Alam di Konawe Utara itu harus dikelola dengan benar, pengelolan yang benar itu di pertambangan yaitu dengan mendirikan smelter.
“Dan upaya yang dilakukan oleh PT Tiran untuk mendirikan smelter adalah langkah yang benar dalam mengelola sumber daya alam khususnya di Konawe Utara,” kata politisi PBB ini.
Sementara itu, Rabiudin Aspa yang merupakan ketua komisi B DPRD Konawe Utara, mengatakan, satu hal yang dirindukan dari dulu oleh masyarakat Konawe Utara yaitu kehadiran smelter di bumi Oheo.
“Kita lihat kebelakang ada satu perusahaan yang sudah berpuluh puluh tahun tinggal di Konawe Utara, memploting atau memboikot lahan yang dimasukan dalan IUP, namun hingga hari ini belum ada niatan untuk mendirikan Smelter, sementara PT Tiran baru masuk di Konut tetapi arah dari investasi dari PT Tiran ini sudah mengarah pada pembangunan Pabrik,” pungkas Rabiudin.