Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Bersama Irjen Kemendagri secara Virtual

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti rapat koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI), berlangsung di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Sultra, Rabu, (13/3/2024).

Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, dengan narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti,  Kabid Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Moh Ismail Wahab, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Bambang Wisnubroto, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo, Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden Edy Priyono, Kasatgas Pangan Polri,  Jamdatun RI  dan Mabes TNI.

Turut hadir dari Jajaran Pemprov Sultra  yakni Kadis Ketapang, Karo Perekonomian,  Sekdis ESDM, Kabid Aptika Diskominfo, Perwakilan BPS, Kabid Distanak, Kabid Ekonomi Bappeda dan pejabat terkait.

Dalam sambutan pengantarnya, Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir menyampaikan bahwa rapat koordinasi yang pertama pada bulan Ramadhan agar seluruh stakeholders terus berusaha keras agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga dan distribusi bahan-bahan pokok penting.

“Kondisi inflasi provinsi dan kabupaten/ kota pada Bulan Februari 2024. Inflasi Per-Provinsi (y-o-y) tertinggi yakni urutan pertama Papua Selatan 4,61 persen, urutan kedua Gorontalo 3,73 persen dan urutan ketiga Papua Tengah 3,72 persen,” ujarnya

Selain daripada sepuluh tertinggi ini juga masih banyak provinsi dan kabupaten/kota yang diatas rata-rata nasional.

“Kami berharap bisa menjadi perhatian semua pihak,”harapnya.

Adapun hasil kesimpulan pada rakor hari ini,  yakni Pertama diharapkan untuk fokus kepada upaya-upaya untuk mengantisipasi kenaikan harga pada komoditas tertentu yang berkaitan dengan tupoksinya masing-masing, Kedua bagi teman-teman  kepala daerah agar dapat melaksanakan operasi pasar yang memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan harga dan melaksanakan gerakan menanam.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan berdasarkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke-1 Maret 2024 pada kelompok makanan, minuman dan tembakau 2021-2024 (m-to-m,%), pada Februari 2024, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,00 persen hingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,29 persen yang merupakan andil terbesar dibandingkan kelompok lainnya. Komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng. Adapun beberapa komoditas lainnya seperti bawang merah, tomat dan cabai rawit menyumbang andil deflasi.

Berdasarkan pemantauan harga SP2KP pada minggu ke-1 di bulan Maret 2024 ini, beberapa komoditas pangan yang menunjukkan tren peningkatan harga adalah cabe merah, minyak goreng, telur ayam ras, beras, daging ayam ras dan cabe rawit.

Lebih lanjut disampaikan, harga pangan bergejolak (Volatile Food) – khususnya pada produk hortikultura cabai merah dan cabai rawit) dan peternakan (telur ayam ras dan daging ayam ras) perlu dipantau, mengingat kemungkinan potensi inflasi dari komoditas tersebut.

Terakhir disampaikan, untuk komoditas beras berangsur mulai terkendali dengan masuknya masa panen di beberapa sentra produksi. Di Minggu pertama Maret, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang.

Usai mengikuti Rakor Inflasi, Kadis Ketapang Sultra menyampaikan bahwa kemarin kita melaksanakan rapat koordinasi terkait hari besar keagamaan nasional diruang pola yang dipimpin langsung oleh Pj Gubernur dan semua produksi, prognosa dan stok ketersediaan menjelang HBKN dipantau aman dan terjaga.

“Stock pangan di Sulawesi Tenggara yakni beras masih cukup, namun berdasarkan pemantauan inflasi bulan februari baik month to month maupun year-on-year dan juga indeks perkembangan harga di Minggu ke-1 Maret hari ini yang telah dilaporkan oleh para narasumber dalam  rakor bahwa  semua Kabupaten/Kota hari ini terkait dengan kenaikan beras,” ujarnya.

Selain itu, dilanjutkan dengan rapat internal  yang dipimpin langsung oleh Kadis Ketapang Sultra bersama Karo Perekonomian dan dinas terkait dalam upaya pengendalian inflasi di daerah.

  • Bagikan