Kendari, Sibernas.id – Kota Layak Anak adalah kota yang mampu merencanakan, menetapkan serta menjalankan seluruh program pembangunannya dengan berorientasi pada hak dan kewajiban anak. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kriteria anak disini adalah semua warga negara sejak ia berada di dalam kandungan hingga usia 18 tahun. Kesemuanya sangat penting direncanakan, mengingat belum ada kota di Indonesia yang sudah mencerminkan konsep “Kota Layak Anak” secara aprinpuratau atau kategori utama.
Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah salah satu kota di Indonesia yang telah memenuhi unsur atau kriteria sehingga kota layak di sebut sebagai Kota Layak Anak meskipun harus bertengger pada beberapa kategori yakni mulai dari kategori kategori Pratama, Madya, Nindya, hingga Utama.
Dibawah nahkoda Sulkarnain sebagai Wali Kota dan Siska karina Imran sebagai wali kota Kendari, ibu kota provinsi itu mampu meraih predikat Kota Latyak Anak kategori Nindya 2021.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa wujudkan Kota Kendari sebagai kota layak anak dengan kriteria nindya,” kata wali Kota kendari, Sulkarnain Kadir, di Kendari.
Ia mengatakan, apa yang diraih tersebut adalah tantangan yang harus dipertahankan atau ditingkatkan lagi levelnya.
“Tentu ke depan kita jangan puas apa yang dicapai hari ini, karena yang paling penting adalah bagaimana anak-anak kita khususnya di kota Kendari bisa merasakan bahwa kota ini layak buat mereka,” katanya.
Wali kota mengaku, penghargaan yang dicapai tersebut merupakan buah dari kerja sama, kerja keras, kerja ikhlas serta kekompakan seluruh elemen terkait dalam mewujudkan Kendari sebagai kota layak anak.
“Walau kita harus mengakui bersama bahwa masih ada kekurangan yang masih harus dibenahi untuk menciptakan kota Kendari sebagai kota layak anak. Ini menjadi tantangan kita kedepan,” katanya.
Untuk diketahui, dalam mencapai predikat Nindya, Pemkot Kendari telah melewati empat tahapan yaitu, penilaian mandiri, verifikasi administrasi, verifikasi lapangan hybrid dan verifikasi final.
Sulkarnain menjelaskan, terkait perencanaan sebuah kota, diperlukan partisipasi dari anak-anak agar perencanaan konsep “Kota Layak Anak” dapat mengakomodasi kebutuhan anak dengan baik.
Partisipasi anak dalam perencanaan kota telah berkembang menjadi semakin populer di kota-kota besar seperti Milan, Berkeley, dan California (France dan Lorenzo, 2002). Bahkan UNICEF menggalakkan promosi perencanaan kota dengan melibatkan anak-anak sebagai cara terbaik untuk membangun kota berkelanjutan.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa wujudkan Kota Kendari sebagai kota layak anak dengan kriteria nindya, tentu ke depan kita jangan puas apa yang dicapai hari ini, karena yang paling penting adalah bagaimana anak-anak kita khususnya di kota Kendari bisa merasakan bahwa kota ini layak buat mereka,” harapnya.
Wali kota mengakui masih ada kekurangan yang masih harus dibenahi untuk menciptakan kota Kendari sebagai kota layak anak.
Wali kota juga menjelaskan, Kota layak Anak merupakan sebuah sistem yang dibangun untuk menjamin semua anak terpenuhi hak-haknya dan terlindungi. Menurutnya, implementasi KLA juga tidak bicara satu atau dua tahun tetapi secara menyeluruh dan berkelanjutan serta perlu dievaluasi secara berkala.
Evaluasi KLA ini untuk mengetahui kinerja dari semua stakeholders anak di daerah, yang ditunjukkan dalam bentuk regulasi, program, dan kegiatan pembangunan dalam bentuk pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak, serta melihat sejauh mana setiap daerah bermitra dan bersinergi dengan pilar-pilarnya seperti lembaga masyarakat, media, perguruan tinggi, dan semua stakeholders di daerah.
Di masing-masing daerah baik provinsi maupun kab/kota dalam menerjemahkan pemenuhan hak anak (PHA) dan perlindungan khusus anak (PKA) sangat bervariasi bahkan sampai ke tingkat RT, RW, desa/kelurahan. Hal tersebut menurut Lenny patut diapresiasi karena membuat anak-anak semakin terlindungi dan pelayanan semakin dekat dengan anak.
Sedangkan Wakil Wali Kota Kendari Siska Karina Imran menyampaikan apresiasi pada tim KLA Kota Kendari yang sudah berupaya maksimal dalam memenuhi 24 indikator penilaian KLA.
“Kerja kita tidak sampai disini, karena tugas kita memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh warga kota Kendari, khususnya anak-anak harus terus kita lakukan utamanya menciptakan Kendari yang layak bagi anak,” ujarnya.(ADV)