Kendari, sibernas.id – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara kembali menggelar Dzikir dan Doa bersama pekan ke-84 Selasa (23/5/2023), berlangsung di Masjid Amal Bakti Kanwil Kemenag Sultra.
Dzikir dan doa bersama dipimpin oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara H Zainal Muhamad Saleh, diikuti segenap pejabat administrator dan ASN, Ketua dan Pengurus DWP Kanwil Kemenag Sultra, 17 Kemenag Kabupaten/Kota se-Sultra, KUA, Penyuluh, Madrasah, Guru PAI, dan Pondok Pesantren se-Sultra secara daring.
Dzikir pekan ke-84 diisi dengan tausiyah yang disampaikan KH Hasanuri. Dalam tausiyahnya KH Hasanuri mengutip 3 poin penting dari kitab Nasha ‘Ihul ‘Ibad yang ditulis oleh Syekh Muhammad Bin Umar Nawawi Al Bantani Al Jawi yang merupakan ulama Nusantara yang hidup hingga wafat di Makkah.
Dalam kitab tersebut dikatakan, bahwa Rasulullah Saw suatu ketika didatangi Malaikat Jibril yang kemudian menyampaikan tiga pesan, dimana tiga pesan ini tidak hanya untuk Rasulullah Saw, tapi juga seluruh umatnya.
Pertama, bersyukur ataupun tidak, yang pasti ingat bahwa suatu ketika kita akan mati. Memaknai hal ini, KH Hasanuri menyampaikan agar semestinya, ketika melihat urusan duniawi, manusia melihat kebawah agar manusia pandai bersyukur. Sebaliknya, ketika melihat urusan ukhrawi atau masalah amal ibadah, kita melihat orang yang yang diatas amaliahnya, sehingga kita terdorong, termotivasi untuk senantiasa berusaha terus memperbaiki dan memperbanyak amalan dalam kehidupan kita.
Karena sesungguhnya, lanjut KH Hasanuri, Allah SWT tidak butuh ucapan rasa syukur kita dan pujian kita. Dalam sebuah hadits qudsi dikatakan, andaikan orang pertama dari kalian semua (Nabi Adam) sampai dengan orang yang terakhir nanti dari golongan jin dan manusia, semuanya memiliki hati yang sama, hati yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Hal itu sama sekali tidak akan menambah kedudukan, mengangkat kehormatan atau menambah martabat Allah SWT. karena Allah SWT adalah zat yang Maha Kaya yang tidak butuh apapun dari hambanya, serta tidak butuh pujian dar siapapun hambaNya.
Hal ini sebagaimana dijelaskan Firman Allah SWT dalam Surah Luqman ayat 12 yang artinya “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”
Kedua, cintailah apa yg kamu cintai tapi ingatlah suatu saat kamu akan berpisah. Sehingga, hendaknya kita tidak boleh seratus persen mencintai sesuatu. Karena, ketika tiba saatnya Allah SWT harus memisahkan apa yang kita cintai, maka akan menimbulkan kekecewaan bagi kita.
“Ada resep dari Rasulullah Saw terkait cinta mencintai, baik dengan harta dunia ataupun yang lain. Cintailah orang atau apapun yang engkau cintai, sekedarnya/seperlunya saja. Karena boleh jadi suatu hari nanti apa yang engkau cintai justru menjadi musuhmu yang harus kamu tinggalkan. Demikian juga sebaliknya bencilah yang kamu benci sekedarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti apa yang engkau benci suatu saat akan menjadi kekasihmu atau sesuatu yang paling kau cintai dan senangi,” kata Hasanuri.
Ketiga, hiduplah semau mu, mau jadi orang bertaqwa silahkan, mau jadi orang durhaka tidak mengapa. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, tapi ingat bahwa suatu saat akan ada hisab Allah SWT.
“Jangan sampai kita melakukan hal yang tidak baik, kemudian belum sempat bertaubat keburu Allah SWT menetapkan ajal kita. Karena itu, kita hindari berbuat hal yang tidak baik karena manusia tidak pernah tau kapan ajal akan datang. Untuk itu, setiap hari harus ada peningkatan amaliah. Sehingga ketika tiba saatnya ketetapan Allah SWT, kita sudah siap,” imbuhnya.
Berbuatlah untuk pekerjaanmu dengan sepenuh hati, tapi ketika seruan Adzan memanggil, segera tinggalkan dan kita memburu panggilan Allah SWT.
“Segala apa yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Ada empat pertanyaan yang nantinya akan kita hadapi. Usia digunakan untuk apa (untuk hal yang bermanfaat atau tidak), jasad yang sehat digunakan untuk apa (berbuat baik atau tidak), ilmu yang dimiliki digunakan untuk apa (mencerdaskan orang atau membodohi orang) dan harta yang kita kumpulkan kita peroleh dengan cara bagaimana dan dimanfaatkan untuk apa (untuk kemaslahatan atau tidak),” jelasnya.
Diakhir tausiyahnya, KH. Hasanuri menitip pesan agar masjid Amal Bakti Kemenag Sultra tidak sekedar dijadikan sebagai tempat ibadah saja, tapi juga tempat untuk pemberdayaan ekonomi umat bagi masyarakat.
Dimomentum dzikir dan doa ini, Kakanwil Kemenag Sultra H Muhamad Saleh melakukan launching Gerakan Kemenag Sultra Berkurban Tahun 2023, dengan target 1.000 ekor sapi.