Sulsel, Sibernas.id – Kota Kendari menampilkan Tarian Lulo dalam pawai karnaval budaya di malam hari ke-3 dalam rangkaian kegiatan APEKSI XVI 2023 yang bertempat di Anjungan City of Makassar, Pantai Losari, Kota Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) Rabu (12/07/2023) Malam.
Pawai Karnaval Budaya ini dipimpin langsung oleh Asisten I Kota Kendari Amir Hasan bersama Plt Kepala Dinas Budaya Pariwsata Kota Kendari, Herman dengan mengenakan pakaian adat khas Suku Tolaki.
“Dalam Pawai Karnaval Budaya ini, Pemkot Kendari ingin mempromosikan Budaya Khas Suku Tolaki dengan menampilkan Tarian Lulo, Tenunan Adat Khas Suku Tolaki dan juga Kalosara sebagai simbol kesatuan Suku Tolaki,” kata Plt Kadis Budpar Kendari, Herman.
Herman menjelaskan, Tari Malulo atau Lulo merupakan salah satu jenis kesenian tari dari Sulawesi Tenggara berasal dari suku Tolaki yang sampai saat ini masih dilestarikan sebagai tarian persahabatan.
Menurut Herman, pada zaman dahulu, tarian ini ditampilkan dalam upacara adat seperti pernikahan, pesta panen raya, dan pelantikan raja.
“Tari Lulo memiliki filosofi persahabatan yang ditunjukkan muda-mudi suku Tolaki sebagai ajang perkenalan, mencari jodoh, dan mempererat tali persaudaraan,” katanya.
Dikatakan, Lulo mencerminkan bahwa masayrakat Tolaki adalah masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam menjalani kehidupannya.
“Gerakan Malulo tidak sesulit gerakan tari tradisional yang lain. Para penarihanya saling berpegangan tangan dan membentuk lingkarang yang saling menyambung. Para penari bisa mengajak tamu atau penonton untuk bergabung dalam tarian ini. Langkah kaki tarian lulo cukup mudah untuk segera diikuti,” katanya.
Tarian ini lanjut Herman, dilakukan oleh pria, wanita, remaja, dan anak-anak yang menari mengikuti irama. Berikut gerak tari lulo pada umumnya.
“Laki-laki dan perempuan membentuk lingkaran dengan laki-laki berada di ujung kanan dan kiri. Posisi tangan laki-laki berada di bawah tangan penari perempuan dan saling berdempetan. Gerakan tangan ke atas dan ke bawah tidak terlalu tinggi. Posisi kaki diawali dengan berjalan kecil ke arah kanan dan kiri. Dilakukan secara bergantian. Posisi wajah menundukan kepala ketika badan bergerak ke nan dan kiri, namun posisi kepala tetap fokus ke depan, tidak memandang ke kiri dan kanan,” pungkas Herman
Untuk diketahui delegasi Kota Kendari yang mengikuti Pawai Karnaval Budaya berjumlah 60 orang terdiri dari Lurah, Camat dan Perwakilan OPD lingkup Pemerintah Kota Kendari.(ADV)