Orang Tua Asuh Terus Bergerak Turunkan Prevalensi Stunting di Kendari

  • Bagikan
PJ Wali Kota Kendari, H Asmawa Tosepu selaku orang tua asuh, saat menyambangi langsung keluarga pemilik balita beresiko stunting

Kendari, Sibernas.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), terus bergerak dan berupaya untuk menekan angka prevalensi stunting di ibu kota Provinsi Sultra itu.

Melalui Program orang tua asuh balita bebas stunting yang telah diluncurkan, kini pihak-pihak yang tergabung dalam gerakan itu terus bergerak seperti tagline “Kendari Bergerak”  turun ke lapangan memberikan intervensi atau bantuan asupan gizi bagi keluarga pemilik balita atau bayi dua tahun (Baduta) beresiko stunting atau ibu hamil di daerah itu.

Mulai dari Pj Wali Kota Kendari, Sekda, para kepala OPD, camat, hingga pihak lain yang tergabung dalam gerakan orang tua asuh balita bebas stunting menyusuri pelosok-pelosok pemukiman warga untuk menyerahkan langsung dan berkomunikasi lansung kepada keluarga dampingannya.

Kadis Perikanan Kendari serahkan bantuan kepada keluarga beresiko stunting

Selain memberikan sembako untuk tambahan asupan gizi, para orang tua asuh juga memberikan edukasi tentang pola asuh anak yang baik dan benar.

“Para orang tua asuh akan membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang mengalami stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusianya. Tidak hanya sampai disitu, tetapi orang tua asuh juga memberikan pendampingan terhadap balita beresiko stunting,” katanya.

Pj Wali Kota Kendari, H Asmawa Tosepu, berharap di tahun 2024 semua kecamatan di Kendari bisa menekan angka stunting menjadi 14 persen bahkan hingga zero stunting.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kendari saat sambangi keluarga beresiko stunting

“Satu di antaranya melalui program gerakan orang Asuh Stunting. Program orang Asuh sudah dibentuk juga melibatkan Forkopimda yang menyasar 107 balita dan 111 ibu hamil. Nama-nama balita dan ibu hamil tersebut sudah diberikan atau dipegang masing-massing orang tua asuh untuk bertanggungjawab,” katanya.

Asmawa berharap, predikat Kota Kendari sebagai daerah dengan jumlah angka prevalensi stunting terendah di sultra tahun 2022 bisa tetap disandang pada tahun 2023 melalui gerakan orang tua asuh balita bebas stunting yang massif.

Kadis Dalduk dan KB Kendari, Jahuddin, selaku salah satu orang tua asuh bebas stunting, saat memberikan paket makanan tambahan kepada keluarga pemilik balita beresiko stunting

“Kota Kendari memiliki angka prevalensi balita stunting terendah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yaitu 19,5 persen. Jumlah ini kata dia, bisa terus diturunkan dengan gerakan orang tua asuh stunting, dengan adanya orang tua asuh stunting ini dirinya berharap orang tua asuh melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan kasus stunting di wilayahnya,” katanya.

Ia menambahkan, masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.(ADV)

 

  • Bagikan