Legislator Bersama BKKBN Sosialisasi Program Bangga Kencana di Tarakan Kaltara

  • Bagikan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR-RI ), Hasan Saleh, bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi advokasi dan KIE program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di Gedung Harapan Tani Jalan Harapan Baru RT4 Kecamatan Karang Harapan. Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (3/10/2021).

Kalta7vra, Sibernas.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR-RI ), Hasan Saleh, bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi advokasi dan KIE program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di Provinsi Kalimantan Utara.

Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Gedung Harapan Tani Jalan Harapan Baru RT4 Kecamatan Karang Harapan. Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (3/10/2021).

Pada kesempatan itu, Hasan Saleh, mengatakan masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan tentang risiko stunting dan dampaknya terhadap keluarga, masyarakat hingga pada pelaksanaan pembangunan nasiona.

“Stunting, bagian dari ancman dalam pembangunan. Maka dari itu, risiko terhadap hal tersebut mesti diketahui masyarakat secara luas,” kata Hasan Saleh.

Agar dapat menghindari dari hal demikian kata Hasan Saleh, perlu dilakukannya edukasi tentang risiko stunting serta peran serta masyarakat untuk peduli kesehatan dan lingkungan.

Dijelaskan, stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan.

“”Untuk mencegah terjadinya stunting pada generasi bangsa, perlu pendekatan mulai dari remaja dan ibu hamil,” katanya.

Dikesempatan ini pula di sampaikan pentingnya masyarakan menjaga prokes baik selama acara berlangsung atau dikehidupan sehari hari.

Hasan Saleh juga di damping langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Utara, H. Muhammad Edi Muin.

Menurut Muhamad Edi Muin, terjadinya stunting karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

“Dan untuk mencegah stunting dapat dilakukan melalui sosialisasi dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat. Serta peneydiaan asupan gizi pada pada anak mulai dari dalam kandungan hingga balita,” pungkas Edi Muin.

  • Bagikan