Wakatobi, Sibernas.id – BKKBN Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Tingkat Kabupaten Wakatobi Tahun 2024, bertempat di Aula Kantor Kecamatan Wangiwangi Selatan, Selasa (23/07/24).
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Kabupaten Wakatobi, La Ode Safihuddin, tersebut diikuti oleh Kader BKB, keluarga yang memiliki Baduta yang berjumlah 60 orang, PIK Remaja berjumlah 40 orang yang terdiri dari Siswa yang tergabung dalam kegiatan PIK Remaja serta PKB/PLKB sejumlah 20 orang.
Menurut Safihuddin, strategis pelaksanaan Program Bangga Kencana sebagai salah satu kerangka pembangunan manusia, dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan, yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kesejahteraan generasi masa depan.
“Kompleksitas stunting mengharuskan kita semua untuk berkolaborasi secara berkesinambungan, dan semakin menguatkan sinergi bersama, sehingga mampu menurunkan prevalensi stunting di Wakatobi secara signifikan,” ungkap La Ode Safihuddin.
Menurutnya, suksesnya Program Bangga Kencana dan penanganan stunting, hanya dapat diselesaikan dengan konvergensi dukungan serta keterlibatan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi dan media.
“Sudah barang tentu diperlukan peran aktif dan komitmen seluruh elemen masyarakat Wakatobi, untuk bersinergi dengan pemerintah dan seluruh stakeholders lainnya dalam penanganan stunting,” kata Safihuddin.
Ia kemudian menekankan, bahwa kolaborasi antar pihak menjadi sebuah kunci dalam penanganan berbagai permasalahan di daerah, dalam hal ini, peran dari seluruh stakeholders sangat diperlukan dalam menyukseskan Bangga Kencana dan penanganan stunting.
“Harapanya kemitraan dan sinergi antarpihak dapat terus dikuatkan, untuk mencapai Wakatobi bebas stunting, mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, serta terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif mencapai Indonesia Emas 2045,” katanya.
La Ode Safihuddin juga mengapresiasi kepada perwakilan BKKBN Sultra terkait Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Prov Sultra yang turut menyasar Wakatobi ini.
La Ode Safihuddin mengaku, pada 2024 ini pekerjaan rumah bagi Kabupaten Wakatobi masih berat, karena hasil Survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023 untuk Wakatobi mengalami kenaikan dari 29,9% Tahun 2022 menjadi 31,9% Tahun 2023 atau naik 2%.
“Sedangkan untuk target nasional kita harus mengejar di angka 14%, untuk itu kita tetap harus berbenah dalam penanganan Stunting ini, oleh karena itu kehadiran PIK Remaja ini merupakan salah satu sasaran yang prioritas yang mereka selanjutnya tongkat estafet keluarga kita serahkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sultra yang di wakili oleh Ketua Tim Kerja HALAKIEMAS BKKBN Sultra, Dr. H. Mustakim, M.Si, dalam sambutannya mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting dengan integrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (stakeholders) dan pemangku kepentingan (mitra kerja) dengan melibatkan lintas sektor di tingkat Kabupaten Wakatobi.
“Saya ucapan terimakasih kepada Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Kabupaten Wakatobi yang sangat antusias terkait pelaksanaan kegiatan ini, hal ini menandakan komitmen yang sangat besar dalam melaksanakan kegiatan ini,” ujarnya.
Ungkapan Terimakasih juga di sampaikan Mustakim kepada para Guru pendamping serta PIK Remaja yang berkesempatan hadir pada kegiatan Edukasi Gizi dan Anemia pada kegiatan BKR.
Ia menjelaskan, kegiatan itu merupakan langkah awal untuk dapat memantau perkembangan anak sejak dari usia dini yang mana dengan menggunakan KKA, kita bisa mengetahui perkembangan balita sejak awal apakah terindikasi Stunting atau tidak dengan memantau perkembangannya melalui KKA.
“Edukasi Gizi bagi Remaja menjadi Pondasi utama bagi remaja kita dalam memahami Pemahaman terkait Gizi dan Kesehatan dalam Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja yang nantinya mereka akan menjadi penerus bangsa ini, terlebih pemahaman tentang pencegahan Stunting, kegiatan Praktek baik PPKS di Balai Penyuluhan menjadi wadah dan pusat kegiatan Poktan yang harus dimaksimalkan,” katanya.
Usia dini kata dia, merupakan periode emas (golden age) Sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak pada masa dewasanya, kebutuhan tumbuh kembang anak yang mencakup stimulasi gizi dan kesehatan, Kartu Kembang Anak(KKA) berisikan petunjuk-petunjuk sederhana bagi orangtua atau pengasuh dalam menuntun anak untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya.
“Pendampingan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) menjadi hal yang paling utama untuk mengetahui Kondisi perkembangan Anak apakah bisa terindikasi Stunting atau tidak dengan menggunakan KKA ini, mengakhiri sambutannya,” pungkasnya.