TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN

  • Bagikan

Oleh Desak Ketut Sutiari SSi MSi

 

Sibernas.id – Indonesia memiliki wilayah potensial untuk pemanfaatan sumber daya perikanan, karena merupakan daerah lintasan migrasi ikan-ikan pelagis besar yang merupakan ikan ekonomis penting seperti ikan tuna dan cakalang. Ketersediaan ikan dapat dijadikan sebagai aset strategis dalam memperkuat poros kemaritiman Indonesia sebagai upaya meningkatkan kemakmuran masyarakat pesisir dan peningkatan pemasukan negara dari sektor kelautan (Safruddin, 2021). Pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan hasil tangkap ikan menggambarkan evolusi teknologi yang mendukung sektor perikanan serta manfaatnya teknologi untuk produktivitas dan keberlanjutan sumber daya perikanan. Perikanan merupakan sektor vital dalam penyediaan sumber pangan protein hewani bagi jutaan orang di seluruh dunia. Namun, tantangan yang dihadapi oleh nelayan dan industri perikanan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan populasi dan tekanan eksploitasi terhadap sumber daya laut. Meningkatnya permintaan akan produk perikanan mendorong inovasi dalam pemanfaatan teknologi untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam tangkap ikan.

Sejarah teknologi dalam sektor perikanan telah menunjukkan perubahan signifikan dari metode tradisional menjadi penggunaan teknologi canggih saat ini. Pada awalnya, nelayan bergantung pada pengetahuan lokal dan alat sederhana untuk menangkap ikan. Namun, dengan kemajuan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi, navigasi, dan pemantauan laut, sektor perikanan telah mengalami transformasi yang luar biasa. Salah satu aspek terpenting dari pemanfaatan teknologi dalam perikanan adalah teknologi Global Positioning System (GPS). Melalui teknologi ini dapat membantu nelayan dalam menentukan titi-titik penangkapan ikan. dalam pengelolaan dan pemantauan perairan, GPS menjadi instrumen penting dalam memetakan dan memantau aktivitas di laut. Salah satunya adalah untuk memantau atau melacak posisi kapal khususnya dengan fitur-fitur yang digunakan pada ponsel pintar (Quintania et al., 2021). Selain itu teknologi GPS dapat di gunakan untuk pengawasan perbatasan, pemantauan kegiatan illegal seperti penangkapan ikan ilegal, dan penegakan hukum maritim yang merupakan menjadi tanggung bersama oleh lembaga pemerintah. Dengan teknologi GPS, armada patroli dan kapal pemantau dapat melacak pergerakan kapal, menanggulangi tindak kejahatan maritim, dan memastikan keamanan perairan Indonesia. Sistem Pemosisian Global (GPS) saat ini menjadi sumber informasi utama Posisi, Navigasi, dan Waktu (PNT) dalam aplikasi maritim, baik yang berdiri sendiri atau ditambah dengan sistem tambahan (Abraham, 2017).

Di Indonesia penerapan teknologi GPS bagi kapal nelayan merupakan perkembangan penting dalam industri perikanan untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan pengelolaan sumber daya. Penggunaan GPS memungkinkan kapal nelayan untuk menentukan posisi mereka secara akurat di laut dan menyediakan informasi penting seperti rute pelayaran, lokasi hasil tangkapan, dan area penangkapan yang produktif. Kenyataan menunjukan potensi laut Indonesia sangat besar sehingga seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Melalui penerapan teknologi GPS dan fish finder dapat digunakan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan (Bhagya, 2017).

Dengan teknologi yang tepat, nelayan dapat bekerja lebih efisien, mengurangi dampak lingkungan negatif, dan memastikan ketersediaan sumber daya perikanan untuk generasi mendatang. Namun, meskipun teknologi GPS menawarkan banyak manfaat, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi dalam penerapannya di Indonesia. Antara lain adalah masalah infrastruktur dan konektivitas di wilayah terpencil, kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam penggunaan teknologi ini, serta perlunya kebijakan dan regulasi yang mendukung dalam pengelolaan dan pemanfaatan GPS dalam konteks kemaritiman.

Teknologi GPS yang di kolaborasi dengan alat Fish Finder dapat membantu nelayan dalam menentukan koordinat atau posisi dimana terdapat ikan. Teknologi ini juga dapat diterapkan secara online yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi terakhir nelayan, sehingga memudahkan dalam memantau posisi nelayan jika menghadapi masalah. Teknologi GPS ini membantu menghemat biaya dan waktu bagi nelayan karena dapat langsung menuju titik -titik dimana posisi ikan di laut. Melalui teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan sehingga dapat menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan membangun kedaulatan pangan (Arifin et al., 2020).

Teknologi Fish Finder (pencari ikan) adalah alat yang digunakan untuk mencari dimana ikan-ikan berkumpul di laut. Teknologi ini menggunakan pancaran gelombang ultrasonik berfrekuensi tinggi. Frekuesinya sekitar 20 kHz samapi 455 kHz yang dipancarkan melalui transduser. Pada saat gelombang ultrasonik dipancarkan dan kamudian menangkap benda dalam hal ini ikan di laut maka pantulan gelombangnya diterima oleh reciver. Kemudian reciver akan menerima data lalu diproses dan hasilnya berupa informasi kedalaman perairan dan topografi dasar perairan (Bhagya, T. G., 2017). Di Kabupaten Konawe Utara telah dilakukan sosialisasi sebuah aplikasi penerapan teknologi Sistem Informasi Perikanan Tangkap (SIPTA). Sosialisas ini diamksudkan untuk memberikan informasi daerah penyebaran ikan di perairan sekitaran Kabupaten Konawe Utara kapada nelayan dan semua pihak yang berkepentingan (Fajriah et al., 2020).

 

(Penulis adalah mahasiswa S3 Ilmu Pertanian UHO)

  • Bagikan