Konawe Kepulauan, Subernas.id – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pengusaha Muda Indonesia KORWIL Sulawesi Tenggara (Sultra), Ahmad Zainul, mengatakan kehadiran Smelter PT GKP antinya akan menjadikan konawe Kepulauan menjadi sentrum ekonomi wilayah Indonesia Timur.
“Dirinya sendiri menyebutkan bahwa upaya pembangunan Smelter sebagai amanat undang undang untuk mendorong upaya hilirisasi Dunia Pertambangan bisa membawa Konawe Kepulauan menjadi Sentrum pembangunan Ekonomi Nasional khususnya Indonesia Timur,” kata Ahmad Zainul.
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Konawe Kepulauan baru tertopang oleh konsumsi atau belanja pemerintah daerah (Pemda) ketimbang investasi maupun pembangunan infrastruktur.
“Baru-baru ini Kita lihat Pro Kontra kerja sama Pertambangan di barengi komitmen Pembangunan Smelter Nikel oleh PT. GKP Gema Kreasi Perdana dan Pemerintah daerah Konawe Kepulauan. Ini sudah langkah baik bahwa pemerintah daerah perlu membangun kerja sama yang kuat dan mengikat dengan Direksi PT Gema Karya Perdana atau GKP dalam upayanya meningkatkan taraf hidup masyarakat daerahnya,” katanya.
Menurut dia, Konkep Sendiri sebagai kabupaten dengan Wilayah paling Strategis sebagai jalur Pertambangan dapat berkembang pesat dan nantinya bisa menjadi Sentrum Perekonomian yang tentunya bisa membawa Kesejahteraan bagi masyarakat wawonii dan Sulawesi Tenggara secara umum
“Peran-peran krusial pemuda dan Mahasiswa khususnya Mahasiswa Konkep tentunya di harapkan untuk terus melahirkan ide dan gagasan gemilang sebagai sosial Control agar kedepannya komitmen serta kerja sama pemerintah daerah dan P. GKP menjadi maksimal,” katanya.
Ia menjelaskan, industri pertambangan merupakan salah satu industri yang memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Industri ini sangat berpengaruh dalam kemajuan teknologi Indonesia dan pemasukan anggaran Negara. Dilansir dari (kemenkeu.go.id,)
Secara umum katanya, Provinsi Sultra sendiri dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki produksi dan cadangan Nikel terbesar di Indonesia namun belum mampu mengantar pertumbuhan ekonomi di wilayah Timur Indonesia memiliki dasar yang kuat.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan perekonomian wilayah Timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dari hanya sebesar 4,89 persen di 2017 menjadi 6,99 persen di tahun berikutnya,” katanya.