Kendari, sibernas.id – Tim Percepatan Penanganan Stunting Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Rapat Percepatan Penurunan Stunting Kota Kendari Tahun 2024. Rapat tersebut dipimpin langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari Ridwansyah Taridala, berlangsung di salah satu Hotel di Kota Kendari, Kamis (30/5/2024).
Dalam upaya bersama untuk menangani masalah stunting, Pemkot Kendari menggelar rapat tim percepatan penurunan stunting yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait.
Salah satu momentum krusial dalam agenda ini adalah kehadiran perwakilan dari Staf Ahli Dirjen Kementerian Dalam Negeri yang menyoroti urgensi penurunan angka stunting.
Sekda Kota Kendari Ridwansyah Taridala dalam membuka kegiatan mengatakan, mendukung langkah-langkah pemerintah pusat dan juga memberikan sorotan terhadap pentingnya pemahaman akan stunting di kalangan masyarakat.
“Saya berharap kita semua paham akan stunting dan bersedia berperan aktif dalam upaya pencegahan serta penanggulangannya,” ungkapnya dengan tegas.
Salah satu titik fokus dalam rapat tersebut, adalah menjadikan program penurunan stunting sebagai alat efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Kemudian, dengan mengidentifikasi target-target spesifik, diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi angka stunting di Kota Kendari.
“Penurunan angka stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab kita semua,” tambahnya.
Tak hanya itu, dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai standar yang akan diterapkan dalam program penurunan stunting ini, dengan referensi langsung dari Kementerian Dalam Negeri. Standar yang jelas dan terukur diharapkan dapat menjadi panduan yang efektif bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program ini.
Sebagai langkah awal dalam rangka mencapai visi Kota Kendari yang bebas stunting, rapat ini menjadi titik tolak yang penting dalam menyusun strategi dan langkah-langkah konkrit yang akan diambil ke depannya.
Dengan kolaborasi yang solid dan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan Kota Kendari dapat menjadi contoh yang menginspirasi dalam upaya penurunan angka.
Sementara itu, kadis Dalduk dan KB kendari, Andi Dadjeng, mengatakan Pemkot Kendari terus berupaya membangun kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat guna mempercepat penanganan kasus stunting di daerah itu.
“Untuk menekan stunting, penting membangun sinergi kolaborasi dan akselerasi bersama masyarakat, swasta, organisasi nonpemerintah, dunia usaha, akademisi, media, serta pihak lainnya,” katanya.
Menurut dia, tanpa adanya komitmen dan sinergi yang kuat dan cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting, gerakan ini pastinya sia-sia dan dapat dipastikan kegiatan ini hanya sebatas seremonial belaka.
Pelibatan pihak swasta ini, katanya, dalam rangka penanganan stunting dengan pola orang tua asuh untuk membantu masalah gizi buruk dan gizi kurang kepada bayi risiko stunting.
Ia mengaku langkah penanganan dengan orang tua asuh ini diyakininya akan membantu penanganan yang sudah dilakukan pemerintah mulai dari pusat, provinsi dan juga kabupaten/kota.
“Pemerintah Kota Kendari berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 24 persen di tahun 2021 menjadi 19,5 persen di tahun 2022. Pencapaian yang cukup signifikan ini, menempatkan Kota Kendari sebagai salah satu dari tiga kota percontohan penanganan stunting di Indonesia,” katanya.
Ia menargetkan dengan dukungan dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat atau pada tahun 2024, nantinya prevalensi angka stunting di Kota Kendari bisa turun menjadi 14 persen.(adv)