Kendari, Sibernas.id – Pemerintrah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dinas Pertanian mendorong warga di daerah ini untuk mengembangkan ternak unggas karena memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari, Sahuriyanto, di Kendari, Rabu (22/5/24), mengatakan kebutuhan hasil produksi usaha ternak unggas masih tinggi di Kendari.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan telur untuk Kota Kendari saat ini sebagian besar masih didatangkan dari luar Sultra yakni Sulsel,” katanya lagi.
Pemkot Kendari kata dia, berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan usaha peternakan unggas di daerah itu dengan berbagai kebijakan.
Menurut dia, salah satu kendala tidak berkembang usaha ternak di kendari selama ini karena faktor pakan yang susah dan mahal karena harus didatangkan dari luar Sultra.
“Karena itu, telah memberikan edukasi kepada peternak berupa pelatihan pembuatan pakan ternak Ayam Kampung Super di Kota Kendari akhir tahun lalu,” katanya.
Tujuannya kata dia, untuk memberikan informasi pengetahuan kepada peternak mengenai beberapa sumber bahan pakan lokal yang berkualitas untuk pemeliharaan ayam kampung super.
“Edukasi semacam itu sesuai dengan kebijakan pembangunan pemerintah Kota Kendari di subsektor Peternakan, memprioritakan upaya pengembangan dan pembinaan peternakan yang melibatkan masyarakat,”tandasnya.
Menurut dia, peningkatan produksi pangan asal ternak berupa daging dan telur, secara otomatis akan memperluas lapangan atau kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan peternak serta kesejahteraan keluarga.
“Sehingga pengembangan ayam kampung super harus diimbangi dengan perbaikan manajemen pemeliharaan, khususnya tata laksana penyediaan pakan bagi ternak ayam kampung super. Untuk itu, pemerintah selalu hadir dengan memberikan solusi bagi peternak yakni memproduksi pakan ternak meskipun skalanya masih kecil, tetapi bisa menunjang kebutuhan sebagian peternak di Kendari,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kendari, Laode lawama, mengatakan bahwa pihaknya kerap mendapatkan keluhan dari peternak yang mengatakan bahwa pengembangan usaha peternakan di Kota Kendari tampaknya belum bisa maksimal. Pasalnya, pakan ternak di Ibukota Sulawesi Tenggara ini masih sangat tergantung dari pasokan daerah lain seperti dari Sulawesi Selatan dan pulau Jawa.
“Bila terjadi keterlambatan pengiriman pakan ternak dari luar daerah ke Kota Kendari, harganya langsung melonjak tinggi. Kondisi ini tentunya berdampak pada pengembangan usaha peternakan yang dikembangkannya. Keluhran seperti itu kerap kami dapatkan ketika melakukan kunjungan lapangan,” katanya.
Pembelian pakan ternak dari luar daerah dengan produksi lokal selisinya cukup besar, sehingga berakibat pada biaya produksi yang harus keluarkan oleh peternak jumlahnya menjadi sangat besar.
“Harapannya, pemerintah Kota Kendari mampu menyikapi kendala yang dihadapi oleh para peternak. Sebab jika pakan sudah tidak lagi dipasok dari luar daerah maka pihaknya bernai menjamin akan bisa memenuhi kebutuhan daging ayam dan telor di Kota Kendari,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) La Ode Muh Rusdin Jaya, berencana membangun Industri Pakan Ternak di wilayah Sultra.
Rencana pembangunan tersebut untuk menanggulangi imbas pakan ternak yang didistribusikan dari luar wilayah Sultra yang memicu terjadinya kenaikan harga telur ayam dipasaran, sementara daya beli masyarakat terhadap komoditas telur cukup tinggi.
“Tingginya harga BBM yang mengakibatkan biaya transportasi meningkat juga menjadi salah satu faktor harga telur naik,” katanya.
Apalagi kata dia, untuk wilayah kepulauan seperti Buton dan Wakatobi saat ini menggunakan transportasi pendistribusian jalur penerbangan dengan jarak yang lebih jauh karena didistribusikan dari luar Sultra.
Untuk saat ini, pihaknya masih mengidentifikasi lebih lanjut lokasi potensial di Sultra yang akan digunakan untuk pendirian Industri Pakan Ternak. Dimana, lokasi itu harus memenuhi beberapa aspek.(adv)