Wujud Komitmen Menanggulangi Stunting, Pemkot Kendari Laksanakan Diseminasi Audit Kasus Stunting 

  • Bagikan
Pj Sekda Kendari, dr Sukirman

Kendari, Sibernas.id – Pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target penurunan yang signifikan.

Pj Sekda Kota Kendari, dr Sukirman, Jumat (15/11/24) mengaku, Pemkot Kendari terus melakukan upaya untuk menekan stunting di daerah itu, melalui empat sasaran yang terus menjadi fokus kasus stunting antara lain calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan anak usia bawah dua tahun atau baduta.

“Kepada seluruh perangkat daerah terlibat bersama stakeholder untuk melakukan inovasi-inovasi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat terutama bagi mereka yang rentan stunting seperti ibu hamil serta anak balita gizinya bisa terpenuhi, dan semoga melalui acara ini tercipta komitmen bersama kepada seluruh pihak yang hadir dalam penanganan permasalahan stunting secara bersama-sama serta program yang telah direncanakan dapat di realisasikan dengan baik,” katanya.

Untuk diketahui, Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana (Disdalduk dan KB) Kota Kendari, telah melaksanakan Diseminasi Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting Semester II Lokus Kelurahan Anawai Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari Tahun 2024, berlangsung disalah satu Hotel di Kota Kendari, Rabu (6/11/24).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Asisten III Setda Kota Kendari, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Direktur RSUD Kota Kendari, Camat, Lurah, Kepala Puskesmas, Kepala UPTD KB se-Kota Kendari dan para tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Disdalduk dan KB Kota Kendari Andi Dadjeng mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya strategis dalam rangka mempercepat penurunan prevalensi stunting di wilayah tersebut kita, sesuai dengan arahan nasional dan prioritas pemerintah daerah.

“Sebagai mana kita ketahui, stunting bukan hanya permasalahan kesehatan tetapi juga berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia yang akan datang. Tingginya prevalensi stunting di wilayah kita telah mendorong perlunya audit kasus untuk mengetahui akar permasalahan secara lebih spesifik serta memberikan intervensi yang lebih terarah,”ujarnya.

Tujuan kegiatan ini, kata dia, untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab stunting pada anak, baik dari segi kesehatan, pola asuh, maupun faktor lingkungan dan sosial.

Pertama, menilai kualitas dan keterjangkauan layanan kesehatan yang ada, khusus yang berkaitan dengan ibu hamil dan anak.

Kedua, memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.

Dan ketiga, meningkatkan koordinasi antara stakeholder terkait dalam penanganan stunting.(adv)

  • Bagikan