Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di Daerah yang setiap minggunya dilakukan melalui zoom meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) dan Rakor Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) dan Polio, dilaksanakan diruangan Sekda Sultra
Senin, (15//7/2024).
Rakor secara virtual yang diikuti serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian. Adapun narasumber pada Rakor ini, dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad, Sekretaris Ditjen. P2P Kemenkes Yudhi Pramono, Plh. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, M. Habibullah
Pada Jajaran Pemerintah Provinsi Sultra yang mengikuti kegiatan ini, yakni Sekda Sultra Asrun, Kadis Ketapang, Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Karo Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda, Kadis ESDM, Sekdis ESDM, Kadis Distanak, Perwakilan BPS, BI, Satgas Pangan Polda, Karantina Pertanian dan Dinas terkait lainnya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup bagus sebesar 5,11 persen. Inflasi terjaga diangka yang sangat baik bahkan menurun dibanding bulan lalu, sekarang terjaga diangka 2,51 persen dan inflasi man to man terjadi deflasi atau penurunan 0,08 persen.
“Saat ini Inflasi kita masih terkendali dan ekonomi kita cukup baik dari negara lain. Karena itu pertumbuhan ekonomi harus kita jaga, sebab sangat berbanding lurus dengan situasi politik dan keamanan, kalau kita bisa mengendalikan ekonomi maka keamanan dan politik akan stabil, jika politik dan keamanan stabil akan memberikan peluang untuk pertumbuhan ekonomi,” ujarnya
Komoditas yang mengalami kenaikan pada Minggu II Juli 2024 yakni cabai rawit di 165 daerah Kabupaten/Kota, minyak goreng di 143 daerah, beras di 113 Kabupaten/Kota.
Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk penanggulangan TBC dan polio, Tito menekankan, dua penyakit tersebut perlu mendapat perhatian khusus, setiap pemerintah daerah harus mempercepat vaksinasi agar memutus penyebaran TBC dan polio.
“Polio dan TBC ini adalah penyakit lama, ada vaksinnya, ada obatnya. Segera percepat vaksinasi dan beri obat kepada yang terjangkit, jangan sampai cacat kalau sudah cacat tidak bisa diobati. Pastikan obat yang ada di Kabupaten/Kota sudah tersedia agar mempercepat penanggulangan penyakit tersebut,” jelasnya
Selain itu, Kementan dalam arahannya menyampaikan bahwa terobosan dari Mendagri RI dalam menjaga inflasi bisa terjaga sehingga ekonomi kita cukup baik dibandingkan negara-negara lain.
Kondisi ekonomi cukup baik tetapi menghawatirkan pada sektor pangan yang ada di dunia. Di Indonesia yang retak kelaparan ada 7-16% perlu diantisipasi dengan cara memitigasi resiko, karna ada perubahan iklim yang sangat dasyat yaitu; El-Nino.
Beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat perlu diwaspadai karena terjadi penambahan jumlah di Kab/Kota yang mengalami kenaikan harga yakni cabe rawit, minyak goreng dan beras.
Kemudian, Sekretaris Ditjen. P2P Kemenkes Yudhi Pramono, mengatakan indikator utama percepatan penaggulangan TB yakni penemuan kasus TB, inisiasi pengobatan TB, investigasi kontak, penerapan SPM kesehatan dan kebijakan daerah terkait TB.
Usai mengikuti Rakor inflasi Sekda Sultra Asrun Lio menyampaikan bahwa Pertama, inflasi Sultra per-juni 2024 berada diangka 2,35 persen masih dalam posisi dibawah rata-rata nasional, meskipun Kota Bau-bau cukup tinggi 3,01 persen, sehingga perlu dilakukan langkah -langka strategi.
Kedua, kenaikan IPH tertinggi berada di Kab. Konawe Selatan sehingga perlu adanya koordinasi dengan pihak terkait seperti Perindag dan dinas terkait.
Ketiga, terkait masalah pupuk, percepatan kompilasi lahan perlu dilakukan, agar memaksimalkan program pompanisasi.