Pemkot Kendari Bersama Stakeholder Tandatangani Komitmen Bersama Tangani Stunting

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari bersama stakeholder menandatangani komitmen bersama percepatan pencegahan dan penurunan prevalensi stunting se Kota Kendari, berlangsung di Ruang Samaturu Balai Kota Kendari, Rabu (29/5/2024).

Acara penandatanganan yang berlangsung di Balai Kota Kendari ini dihadiri oleh Kepala OPD terkait, Kejaksaan, Pengadilan dan TNI/Polri, serta berbagai lembaga non-pemerintah yang fokus pada isu kesehatan anak dan gizi.

Mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari dalam sambutannya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari menekankan pentingnya kolaborasi multi-sektor dalam upaya penurunan angka stunting yang masih cukup tinggi di wilayah tersebut.

Komitmen bersama ini mencakup beberapa langkah strategis, antara lain peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita, serta program edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya gizi seimbang.

“Upaya pemerintah kota untuk menggalakkan penurunan angka stunting, kita ajak stakeholder terkait untuk bersama-sama menyusun bagaimana strategi kita terkait stunting dan agar informasi itu tersebar ke seluruh lapisan masyarakat,” jelasnya.

Berdasarkan laporan terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Kendari, prevalensi stunting di kota ini berhasil diturunkan dari menjadi 24 persen pada tahun 2022 menjadi 19,5 persen tahun 2023. Ini merupakan hasil dari berbagai program dan intervensi yang telah dijalankan secara intensif selama setahun terakhir.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Kendari, Cornelius Padang menjelaskan, Pemerintah Kota Kendari berkomitmen untuk melanjutkan dan memperluas program-program yang telah terbukti efektif dalam menurunkan angka stunting.

Dengan dukungan dari semua pihak, diharapkan prevalensi stunting di Kota Kendari dapat terus berkurang hingga mencapai angka yang ideal.

“Kita berharap adanya komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh pemangku kepentingan/stakeholder yang ada di Kota Kendari mulai dari kepala daerah hingga unsur OPD yang berada di bawahnya dan berbagai unsur non pemerintah baik itu swasta, perbankan dan lembaga sosial dan masyarakat,”pungkasnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kendari, Andi Dadjeng, mengaku pihaknya terus berupaya membangun kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat guna mempercepat penanganan kasus stunting di daerah itu.

“Untuk menekan stunting, penting membangun sinergi kolaborasi dan akselerasi bersama masyarakat, swasta, organisasi nonpemerintah, dunia usaha, akademisi, media, serta pihak lainnya,” ujarnya.

Tanpa adanya komitmen dan sinergi yang kuat dan cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting kata dia,  gerakan ini pastinya sia-sia dan dapat dipastikan kegiatan ini hanya sebatas seremonial belaka.

Pelibatan pihak swasta ini, katanya, dalam rangka penanganan stunting dengan pola orang tua asuh untuk membantu masalah gizi buruk dan gizi kurang kepada bayi risiko stunting.

Ia mengaku langkah penanganan dengan orang tua asuh ini diyakininya akan membantu penanganan yang sudah dilakukan pemerintah mulai dari pusat, provinsi dan juga kabupaten/kota.

“Pemerintah Kota Kendari berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 24 persen di tahun 2021 menjadi 19,5 persen di tahun 2022. Pencapaian yang cukup signifikan ini, menempatkan Kota Kendari sebagai salah satu dari tiga kota percontohan penanganan stunting di Indonesia,” katanya.

Ia menargetkan dengan dukungan dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat atau pada tahun 2024, nantinya prevalensi angka stunting di Kota Kendari bisa turun menjadi 14 persen.

“Target nasional penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen di tahun 2024, yang juga menjadi target pemerintah Kota Kendari angka ini cukup tinggi, namun sangat realistis jika dikerjakan secara kolaborasi,” katanya. (Adv)

  • Bagikan