Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya secara virtual melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI), Senin 29 April 2024.
Rakor secara virtual ini dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia yang dipimpin langsung oleh Mendagri RI, Tito Karnavian,
dengan narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Dr. Rachmat, Kabid Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto, Satgas Pangan Polri, Sesjamdatun RI dan Staf Ahli Bidang Ekonomi Brigjen TNI Eko Nursanto.
Pada Jajaran Pemerintah Provinsi Sultra yang mengikuti kegiatan ini, yakni Karo Perekonomian, Sekdis Ketapang, Staf Ahli Madya BPS, Perwakilan BI, Balai Karatina, dan Dinas terkait.
Dalam arahannya, Mendagri RI Tito Karnavian mengatakan bahwa presiden memantau setiap rakor inflasi yang dilakukan, dan melakukan pengecekan langsung ke daerah-daerah secara berurutan. Mendagri juga turut menyampaikan data perkembangan inflasi tahun ke tahun kepada Presiden RI.
Mendagri telah menyampaikan kepada presiden bahwa harga komoditas yang perlu mendapat perhatian yaitu; daging ayam ras dan telur ayam ras, yang awalnya adalah permasalah jagung, jagung sebetulnya kita panen tapi masih tergantung kepada impor yang masih kering, meskipun panen raya itu masih dalam keadaan basah sehingga belum diterima oleh para peternak untuk menyerap panen jagung dan kemudian melakukan pengeringan cepat dan mendistribusikan kepada para peternak dalam waktu yang cepat, hal ini berimbas pada harga telur ayam ras dan daging ayam ras yang dipastikan menurun.
Selain itu, saat ini harga komoditas beras sudah mulai menurun karena adanya panen di beberapa daerah sehingga sumber produksinya meningkat.
“Komoditas yang perlu perhatian adalah daging ayam ras dan telur ayam ras, yang mengalami kenaikan harga imbas dari kenaikan harga komoditas jagung,”ungkapnya.
Disebutkan, di beberapa daerah mengalami kenaikan harga adalah komoditas bawang merah dan juga komoditas cabai.
“Inflasi kita di bulan Maret adalah 3,05% (y-o-y), naik dibanding bulan Februari yakni 2,75% (y-o-y). Hal tersebut imbas dari adanya bulan Ramadan dan Idulfitri, yang menyebabkan demand meningkat. Meskipun angka 3,05% masih cukup terkendali,” ujarnya.
Sedangkan Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan data terkait tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu keempat bulan April tahun 2024. Berdasarkan data SP2KP pencatatan tanggal 22 s/d 26 April 2024 yang secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH pada minggu ke-4 April mengalami kenaikan dibandingkan pada Minggu sebelumnya.
Adapun jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH pada minggu ke-4 April berkurang yakni di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Bombana dengan perubahan IPH -8,11 persen.
Disebutkan, perkembangan harga dari 20 komoditas terpilih pada minggu ke-4 April 2024 di Sulawesi Tenggara mengalami penurunan harga, hal ini ditandai dengan IPH sebesar -1,98, sehingga Sultra berada pada posisi 7 terendah dari 38 Provinsi.