Kendari, Sibernas.id – Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini menjadi salah satu daerah percontohan atau pilot projek dalam upaya percepatan penanganan persoalan stunting atau kekerdilan anak di Indonesia.
Atas keberhasilan itu maka BKKBN pusat telah memilih Kota Kendari bersama Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cianjur untuk menyampaikan Praktik Baik Audit Kasus Stunting di wilayah Kabupaten/Kota masing-masing pada Maret lalu.
Terkait dengan itu, maka Pemkot Kendari saat ini menargetkan pada 2024 mendatang kasus prevalensi stunting di daerah itu bisa ditekan hingga angka 14 persen sesuai target nasional.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 angka stunting di Kota Kendari sebesar 19,5 persen angka ini menurun dari tahun 2021 sebesar 24 persen.
Berdasarkan data SSGI itu, angka stunting Kota Kendari terendah dibandingkan dengan angka kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Tenggara, dimana persentasenya berada pada angka 21 persen hingga 41 persen.
Terkait pelaksanaan audit kasus stunting, Kota kendari telah melaksanakan 8 tahapan pelaksanaan yang dilakukan oleh Kota Kendari, mulai dari pembentukan Tim Audit Kasus Stunting (AKS), penentuan lokus stunting yang dilakukan secara selektif, pengisian kertas kerja oleh Tim Teknis.
Tapan selanjutnya, verifikasi kertas kerja AKS, kunjungan sekaligus pengukuran ulang sasaran oleh Tim Pakar, kemudian rapat pembahasan rencana tindak lanjut, dilanjutkan diseminasi rencana tindak lanjut, dan diakhiri dengan evaluasi rencana tindak lanjut.
Pj Wali Kota Kendari, H Asmawa Tosepu, mengatakan untuk mencapai target prevalensi stuntign 14 persen, maka pihaknya telah melakukan beberapa program salah satunya adalah melibatkan lintas sektor dalam program Gerakan Orang Tua Asuh balita bebas stunting.
“Kita ada program orang tua asuh stunting di mendapat dukungan dari berbagai pihak yang sudah berjalan dengan cara membagikan makanan tambahan kepada keluarga yang memiliki anak beresiko stunting,” katanya.
Selain itu, program orang tua asuh stunting ialah tidka hanya memberikan bantuan asupan gisi kepada keluarg beresiko stunting, tetapi juga mereka memiliki peran untuk memberikan edukasi mencegah stunting di masyarakat.(ADV)